Mohon tunggu...
Abdullah Muzi Marpaung
Abdullah Muzi Marpaung Mohon Tunggu... Dosen - Seorang pejalan kaki

Tak rutin, tapi terus...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Nostalgia

21 September 2020   07:33 Diperbarui: 21 September 2020   07:39 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

berbarislah di jendela
wahai kenangan yang membikin luka
akan kupilih satu sebagai cendera mata
bagi kesibukanku yang berdetak pelan
merasa sangsi akan definisi kehidupan

tak banyak yang tahu, bahwa pada luka lama
yang mengering oleh cuaca berbagai rupa
terdapat satu pelajaran berharga
untuk menyumbat rasa hampa
yang sering tak tahu diri
menyelinap di sela-sela jarum jam
lalu menerkam waktu yang tengah belajar
untuk menjadi lebih berharga

berbarislah di jendela
wahai kenangan yang membikin luka
sesungguhnya bukanlah bahagia
yang membuat seseorang terjaga

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun