Mohon tunggu...
Antonius Along
Antonius Along Mohon Tunggu... Praktisi

Menulis dan mengispirasi

Selanjutnya

Tutup

Love

Benarkah Selingkuh Tidak Bisa diobati?

21 Juli 2025   10:51 Diperbarui: 21 Juli 2025   10:51 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selingkuh. Kata ini sederhana, hanya terdiri dari delapan huruf, namun mampu menghancurkan kepercayaan, meruntuhkan rumah tangga, bahkan meninggalkan luka psikologis yang bertahan seumur hidup. Tapi muncul satu pertanyaan penting: apakah selingkuh adalah sifat yang tak bisa diobati? Atau, mungkinkah pelaku perselingkuhan berubah?

Banyak orang menganggap selingkuh sebagai tanda bahwa seseorang "memang tidak setia dari sananya." Tapi psikologi hubungan mengatakan hal yang lebih kompleks. Menurut Dr. Shirley Glass, seorang psikolog hubungan terkemuka, perselingkuhan seringkali bukan hanya karena hasrat fisik, tapi bisa dipicu oleh kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi, rasa bosan, trauma masa lalu, atau bahkan pencarian identitas diri.

Artinya, selingkuh bisa menjadi gejala dari masalah yang lebih dalam, bukan semata-mata karena karakter buruk.

Perubahan membutuhkan tiga hal: kesadaran, penyesalan, dan komitmen untuk berubah. Tanpa ketiganya, permintaan maaf hanyalah formalitas, dan pengulangan adalah keniscayaan.

Dalam banyak kasus, orang yang benar-benar menyadari dampak dari pengkhianatannya, yang menyesal tanpa disuruh, dan yang bersedia menjalani proses terapi atau konseling, bisa berubah. Tapi mereka adalah pengecualian, bukan aturan. Sebaliknya, jika seseorang menyalahkan pasangannya atas perselingkuhannya, menyembunyikan bukti, atau bersikap defensif, maka kemungkinan besar mereka akan mengulangi perbuatannya.

Bagi korban perselingkuhan, memaafkan bukan hal yang mudah. Bahkan jika pelaku berubah sekalipun, bekas luka itu tetap ada. Terapi pasangan bisa membantu, begitu juga waktu, tapi kepercayaan yang hancur butuh waktu lama untuk dibangun kembali --- dan kadang tak pernah kembali seperti semula.

Beberapa pasangan memilih bertahan dan berhasil membangun ulang hubungan mereka menjadi lebih kuat. Tapi banyak juga yang memilih berpisah, karena rasa aman dan harga diri lebih berharga dari sekadar status hubungan.

Jadi, apakah selingkuh tidak bisa diobati? Bisa, tapi seperti penyakit kronis: hanya bisa "dikelola" jika ada kesadaran dan usaha sungguh-sungguh. Tanpa itu, selingkuh bukan hanya akan terjadi lagi, tapi bisa menjadi pola hidup yang menghancurkan tidak hanya satu hati, tapi generasi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun