Mohon tunggu...
Helmi Abu Bakar elLangkawi
Helmi Abu Bakar elLangkawi Mohon Tunggu... Pengiat Sosial Kegamaan dan Esais di berbagai Media serta Pendidik di Lembaga Pendidikan Islam

Khairunnas Affa' linnas

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Dahsyatnya Pahala Mengajak Istri Jalan-Jalan, Benarkah?

22 Februari 2025   10:42 Diperbarui: 22 Februari 2025   10:42 2604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Habib Umar mengajarkan bahwa hubungan yang diliputi kebahagiaan akan mempermudah pasangan dalam beribadah, karena hati yang tenang lebih mudah tersambung kepada Allah.

Pernyataan lainnya diutarakan Buya Hamka, ulama besar Indonesia, dalam karyanya Tafsir Al-Azhar, mengingatkan bahwa keluarga yang harmonis adalah bentuk nikmat yang harus dijaga. Ia menyebutkan bahwa kebahagiaan rumah tangga tidak hanya lahir dari materi, melainkan dari kebersamaan yang sederhana namun penuh makna. Ia berkata "Ada kebahagiaan yang tidak bisa dibeli dengan uang, yaitu ketika suami dan istri tertawa bersama dalam kesederhanaan. Itulah kebahagiaan yang hakiki, yang menjadi ladang pahala jika dijaga dan disyukuri."

Pendapat Buya Hamka ini memperkaya makna aktivitas ringan seperti mengajak istri jalan-jalan  itu bukan hanya soal rekreasi fisik, tetapi bentuk rasa syukur atas keberadaan pasangan hidup yang mendampingi kita dalam suka dan duka.

Syekh Sya'rawi, seorang mufassir besar dari Mesir, pernah menjelaskan bahwa suami yang berusaha membuat istrinya bahagia sedang melaksanakan salah satu bentuk taqarrub (pendekatan) kepada Allah. Beliau berkata:"Ketika seorang suami menyempatkan waktu untuk menghibur istrinya, meskipun sekadar membawanya berjalan-jalan atau melihat pemandangan, itu adalah bentuk syukur atas amanah Allah. Allah akan melipatgandakan pahala suami yang menjaga kebahagiaan istrinya. 

Mengapa Lebih Utama dari I'tikaf?

I'tikaf di Masjid Nabawi memang ibadah agung yang penuh kemuliaan, namun keutamaannya bersifat individual. Sementara membahagiakan istri adalah ibadah yang berdampak sosial --- membangun keluarga sakinah yang menjadi pondasi masyarakat Islam yang kuat. Rasulullah bersabda:"Sesungguhnya di antara dosa-dosa, ada dosa yang tidak dapat dihapus dengan puasa, salat, atau haji, melainkan dengan bersusah payah dalam mencari nafkah untuk keluarga." (HR. Thabrani)

Ini menunjukkan bahwa pahala besar tidak hanya ada dalam ibadah ritual, tetapi juga dalam tanggung jawab dan pengorbanan demi keluarga. Mengajak istri jalan-jalan, meskipun tampak sederhana, bisa menjadi sarana menguatkan ikatan hati, menghindari perselisihan, dan menjaga keberlanjutan rumah tangga yang harmonis.

Dalam kajian maqasid syariah (tujuan syariat), salah satu aspek penting yang dijaga adalah hifz an-nafs (menjaga jiwa) dan hifz al-'ird (menjaga kehormatan). Membahagiakan istri bisa mencegah ketegangan, mengurangi stres, dan menjaga kehormatan rumah tangga dari konflik yang merusak. Ini selaras dengan tujuan syariat yang ingin mewujudkan kemaslahatan manusia secara holistik.

Mengajak istri jalan-jalan, jika diniatkan sebagai bentuk kasih sayang, pemenuhan hak istri, dan upaya mempererat hubungan, bisa bernilai sangat tinggi di sisi Allah. Meskipun secara zahir tampak sederhana, esensinya selaras dengan ajaran Islam yang mengutamakan cinta, kasih sayang, dan tanggung jawab dalam rumah tangga.

Jika dikatakan bahwa pahalanya lebih besar dari sebulan i'tikaf di Masjid Nabawi, ini bukan berarti merendahkan nilai i'tikaf, melainkan penegasan bahwa amal sosial yang ikhlas --- termasuk membahagiakan istri --- bisa mengantarkan pada derajat tinggi di sisi Allah. Sebab, Islam bukan hanya agama ritual, tetapi agama cinta yang mengakar dalam setiap aspek kehidupan.

Hal ini sebagaimana sabda Nabi :"Amalan yang paling dicintai Allah adalah amalan yang dilakukan terus-menerus, walaupun sedikit." (HR. Bukhari dan Muslim)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun