Mohon tunggu...
Bang Casman
Bang Casman Mohon Tunggu... Lainnya - Anak betawi yang belajar menulis

Akun ini digunakan untuk saling berbagi apapun yang bermanfaat dan untuk peningkatan kompetensi bersama.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Krapyak

16 Februari 2021   17:55 Diperbarui: 16 Februari 2021   17:56 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Krapyaak.. krapyaak"
Sayup-sayup teriakan itu masuk ke telinga. Dua mataku tidak kompak menyambut suara yang datang, hanya mata kanan yang setengah memicing dengan malasnya dan tidak mampu membangunkan semua syaraf sadar tubuhku. Bis pun terus melaju dengan ganas, kembali memasuki jalan tol beraspal panas seiring kondektur yang sudah kembali ke kursinya setelah selesai melaksanakan tugas.

5 menit berlalu dan aku tersadar bahwa aku terlewat dari tempat yang dituju. Sambil bersungut-sungut dalam hati menyalahkan kondektur yang tidak membangunkanku dan menjelaskan bahwa kalau mau ke semarang yaa turun di krapyak itu.

----

Disinilah aku sekarang bercengkrama dengan rekan-rekan baru, para penarik becak dan tukang Ojek Pangkalan di depan RSI Sultan Agung. Menu lima ribuan yang kami makan tak menahan mereka untuk bercerita banyak tentang hidup dan kehidupan,  masa depan dan harapan,  kesulitan serta kegetiran.

Aku dengan seksama mendengarkan semua curahan mereka. Ada rasa bangga, ada kelucuan dan ada kesedihan. Sambil menikmati setiap butir nasi yang ku ambil, tak hentinya aku panjatkan rasa syukur yang mendalam pada Sang Maha Pemberi Rezeki. Aljamdulillah aku telah lunas membayar makanan yang aku makan. Tidak dengan mereka, mereka masih penuh harap dapat membayarnya. Waktu memunjukkan jam 10 pagi tetapi belum satu penumpangpun yang membutuhkan jasa mereka.
"biasa mbak kasbon dulu yaa" ucapnya pada penjual nasi yang hanya mengangguk tanda setuju. Karena memang ini menjadi kesehariannya.

Sejenak pikirku membawa jiwaku melayang meni'mati lantunan ayat al Qur'an menggema, seiring doa kupanjatkan untuk diriku dan mereka.

Fabiayyi aala 'ii rabbikuma tukadzibaan
Ni'mat Alloh mana lagi yang mau kau dustakan

Sudahkah anda bersyukur hari ini?

KOS di WBC

(Kumpulan Obrolan Santuy di Warung Bang Casman)

baca juga Abahku Tukang Sampah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun