Mohon tunggu...
Bang Auky
Bang Auky Mohon Tunggu... Freelancer - KBC 54|Kompasianer Brebes Jateng| Golet Jeneng Disit Mengko Jenang Teka Dewek

Pariwisata adalah locomotif ekonomi baru dimana banyak gerbong yang mengikuti dari UMKM, Transportasi, Pemandu Wisata, Hotel dan Restoran, Seniman, Souvenir dan mitra-mitra pariwisata yang lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tari Soko Guru Gambaran Semesta Alam Milik Tuhan

2 Oktober 2021   19:59 Diperbarui: 2 Oktober 2021   21:01 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah tarian berisi pesan yang disampaikan lewat gerak diiringi gamelan atau  tetabuhan. Setiap gerak dan langkah melambangkan makna dan pesan yang ingin disampaikan. Begitu juga dengan Tari Soko Guru yang diciptakan Yuli Tri Astuti (30) dari Sanggar Puspa Rinonce, Purwodadi,  Tonjong, Brebes.

Tarian Soko Guru menceritakan bahwasanya  semesta alam milik Tuhan yang  menitiskan do'a-do'a dalam melayari sebuah harapan setiap insan. Pancer Papat (Soko Guru)  merupakan getaran spiritual dimana manusia berada ditengah perpotongan penjuru mata angin dan akan menjadi gelombang-gelombang syaraf yang akan menjadi perwatakan.

Dok. Pribadi 
Dok. Pribadi 
Ketetapan pola keseimbangan, pola pikir akan menciptakan daya yang kuat untuk mengambil sebuah pilihan diantara jenjang atau tangga dari satu harapan. Hidup merupakan sebuah proses atau perjalanan menuju harapan. Setiap insan akan membawa watak atau tabiat dari wuku yang menaunginya. 

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Kecintaan pada seni tari yang sejalan dengan latar belakang pendidikannya membuat Yuli Tri Astuti yang juga pengajar di SMA Negeri 1 Bumiayu mendirikan sanggar tari. Sanggar yang diberi nama Puspa Rinonce yang berarti rangkaian bunga. 

Sejarahnya sanggar ini dibuat sebagai bentuk kecintaan pada seni dan budaya Brebes yang berbeda dengan kabupaten lain di Jawa Tengah. Di wilayah Brebes bagian selatan banyak sekali generasi muda yang berminat dibidang tari, namun sangat disayangkan mereka lebih condong ke tari modern atau budaya barat.  

Dengan tekad dan fasilitas seadanya dan mengucap bismillah akhirnya sanggar Puspa Rinonce terbentuk. Sanggar tari Puspa Rinonce menerapkan basic menari dengan Tari Jawa sehingga mengalami pasang surut peserta didik yang mayoritas siswa SD. dan SMP. 

Namun semua itu tidak membuatnya surut bahkan menjadi tantangan tersendiri.  Bahkan disetiap akan diselenggarakan event atau kejuaraan banyak masyarakat yang les privat untuk belajar menari. 

(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng |)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun