Dar der dor hampir setiap hari terdengar, baik selepas bada Subuh atau bada Isya. Setiap pagi banyak terlihat anak-anak yang memenuhi jalan sambil bermain petasan.Â
Mereka asyik bermain sambil ketawa-ketiwi, tetapi itulah yang terjadi setiap bulan ramadan. Karena uangnya tidak untuk beli jajan karena puasa, dia pergunakan untuk beli petasan.Â
Petasan walau bukan budaya lokal tetapi seolah sudah menjadi budaya lokal. Sehingga dalam setiap kesempatan petasan menjadi pengiring kegiatan seperti sunatan, nikahan, pindahan rumah atau kegiatan yang mengundang banyak masa.Â
Sehingga oleh sebagian masyarakat petasan dianggap sebagai suatu keharusan.Â
Rasanya kurang lengkap puasa tanpa ada takjil saat berbuka puasa. Padahal kalau sudah buka puasa mah kenyang tetapi yang namanya kolak tetap disantap.Â
(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng|)