Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang Guru Muda, ASN, lulusan Universitas Mulawarman tahun 2020, Pendidikan, Biografi, sepakbola, E-sport, Teknologi, Politik, dan sejarah Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Kinerja Lumpuh Akibat Mengeluh, Benarkah?

19 November 2022   21:48 Diperbarui: 19 November 2022   22:01 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(https://glints.com/id/lowongan/dampak-sering-mengeluh)

Biasanya kita yang mulai bekerja atau baru saja merintih karir dalam pekerjaan akan merasa bahwa sistem itu memang baik di awal atau dapat kita sugestikan kala melihat kantor atau instansi yang besar pasti lingkungn pekerjannya juga bagus. Namun pada kenyataannya, tak semua terlihat sesuai dengan apa yang disugestikan.

Banyak masalah yang  justru baru kita ketahui saat sudah beberapa lama bekerja di tempat tersebut. Sistem kinerja yang buruk, lingkungan pekerjaan yang tak sehat, target yang terlalu ambisius, hingga persoalan gaji akan menjadi sistem buruk yang akan merusak kualitas diri dan kinerja seseorang.

Terjebak dalam keterpaksaan

Bekerja tidak pada bidang keahlian tentu hanya akan menyiksa diri dalam bekerja. Kita yang diberikan suatu tugas tertentu namun tak sesuai bidang  keahlian pada masanya akan menemukan kendala-kendala yang menghambat progresivitas kita dalam bekerja.

Lebih dari itu, dampak yang paling buruk kita akan merasa terpaksa dalam mengerjakan suatu beban pekerjaan. Jika semua pekerjaan hanya dilandaskan pada perasaan terpaksa, tujuan bersama dalam suatu perusahaan tak akan bisa tercapai dan yang muncul hanya idealisme segelintir orang. 


Tak berani mengambil kesempatan atau peluang yang mungkin berisiko

Setiap pekerjaan tentu ada risiko yang menyertai di dalamnya. Entah yang memang  sudah  dapat diprediksikan atau yag tak terduga sekalipun. Sering kita mendengar ada banyak orang di luar sana yang sengaja mengambil suatu risiko dalam pekerjaan untuk mendapatkan perubahan atau keberhasilan yang lebih besar. 

Namun yang harus diingat, semua risiko yang diambil harus sesuai dengan perencanaan yang matang. Sebagai individu pun kita seharusnya memiliki keberanian dalam menentukan keputusan. Jika kita sudah bisa mengambil keputusan, maka langkah selanjutnya kita akan mengeksekusi atau menjalankan keputusan yang telah  diambil.

Kurang Ikhlas dan Bersyukur

Jika dilihat mungkin penyebab di atas agak sedikit aneh, namun siapa yang menyangka dari dua sikap tersebut jika kita dapat menjalankan atau menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari tentu kita akan merasakan dampak dan perubahan  yang besar bagi pribadi kita. 

Memperbanyak ikhlas dalam mengerjakan suatu tugas dari atasan akan semakin membuat fokus dan rasa tanggung jawab kita dalam mengerjakan pekerjaan semakin terasah. Kemudian, rasa bersyukur adalah sikap di mana kita menghargai secara konsisten bahwa segala pekerjaan yang diberikan apapun asal halal adalah karunia dan pemberian dari Tuhan Yang Maha Esa kepada kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun