Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang Guru Muda, ASN, lulusan Universitas Mulawarman tahun 2020, Pendidikan, Biografi, sepakbola, E-sport, Teknologi, Politik, dan sejarah Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Bagaimana Menjadi Guru yang Tidak "Manja" Namun Tetap Menyenangkan

10 Oktober 2022   07:00 Diperbarui: 10 Oktober 2022   15:32 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Dokpri. Ilustrasi mengajar di kelas metode PBL teknik diskusi dalam permainan)

Perkembangan teknologi dan komunikasi senantiasa telah menghadirkan banyak perubahan dalam tatanan kehidupan manusia. Beragam kemudahan memang telah menjadi suatu hal yang tak dapat dihindarkan. 

Tua, muda, anak-anak, ragam profesi mulai dari tentara, polisi, kasir pusat perbelanjaan, pegawai perbankan, karyawan atau admin perusahaan, pejabat negara, hingga guru sekalipun sudah tak lagi malu-malu untuk menikmati kemudahan yang ditawarkan teknologi dalam kehidupan sehari-hari. 

Membahas tentang bidang pendidikan khususnya profesi sebagai guru pastinya menyajikan ulasan dan analisis yang menarik. Kali ini kita akan coba membahas tentang bagaiamana seorang pendidik  atau guru di sekolah dapat mengaplikasikan ilmu yang dimiliki dalam proses pembelajaran di kelas.

 Jika mengacu pada teori, pengertian guru sendiri memiliki penjelasan yang beragam. Dri Atmaka (2004:7) menyatakan bahwasannnya guru dapat dikatakan sebagai orang yang bertanggung jawab untuk memberikan pemahaman kepada dalam pengembangan fisik dan spiritual. 

Pendapat lainnya tentang definisi profesi guru disampaikan oleh Husnul Chotimah (2008) yang menyatakan bahwa, guru dianggap sebagai sosok yang memfasilitasi proses peralihan ilmu pengetahuan dari sumber belajar ke peserta didik. 

Berdasarkan dua teori tersebut dapat kita pahami esensi dari pengertian guru itu sendiri bahwa guru adalah suatu profesi yang tak hanya sekedar mengajarkan disiplin ilmu pengetahuan, namun lebih dari itu ia bertanggung jawab dalam proses pembentukkan karakter, penguasaan konsep penalaran, peningkatan kompetensi, hingga pada akhirnya mampu menciptakan suatu proses transder ilmu yang berguna bagi peserta didik dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.

Dalam konsep mengajar, seorang guru tentu diharuskan mampu beradaptkasi dan menyesuaikan kualitas kompetensi yang dimiliki dengan sarana prasarana penunjang yang tersedia di tempat ia mengajar. 

Jika mengajar di sekolah yang memang tergolong dalam kategori sekolah yang mampu serta memiliki sarana penunjang yang memadai tentu guru akan dimudahkan dalam melaksanakan proses belajar-mengajar di kelas. Akan tetapi, ada kasus di mana seorang guru dituntut untuk dapat menerapkan metode belajar dalam kondisi yang terbatas. 

Ada beberapa hal yang perlu kita persiapkan sebagai guru khususnya para guru generasi muda yang ingin mengabdikan diri mengajar di sekolah dengan sarana penunjang terbatas atau di daerah-daerah terpencil. Jika kita mampu menerapkannya, bukan mustahil cara mengajar kita akan semakin disukai peserta didik bahkan di sekolah terpencil sekalipun.

1. Memahami Teknik Penguasaan Kelas

Untuk dapat menguasai kelas, kita sebagai guru tak sepenuhnya memerlukan LCD atau Proyektor. Salah satu teknik penguasaan kelas yang dapat diterapkan adalah dengan ice breaking sederhana. 

Mengadakan tes sambung kalimat, tepuk tinggi rendah, bermain pancasila lima dasar versi mata pelajaran, atau membuat kombinasi gerakan bersama adalah beberapa ice breaking yang dapat diterapakan di kelas. 

Jika kita sebagai guru telah terbiasa melakukan ice breaking 15 menit sebelum mata pelajaran dimulai, bukan tidak mungkin antusiasme pesera didik dalam belajar akan lebih meningkat.

2. Akrabkan Peserta Didik dengan Buku bacaan

Tidak semua sekolah memiliki sarana komputer dan internet yang memadai namun semua sekolah pasti memiliki buku bacaan yang tersedia di perpustakaannya masing-masing. 

Di situlah kebijaksanaan dan keputusan kita sebagai guru dalam mengarahkan siswa agar lebih mencintai buku bacaan menjadi sangat penting. Mengajak anak terlibat aktif dalam diskusi di kelas, menelaah isi suatu cerita dengan seksama, membuat desain mading dari bahan guntingan koran, dan membiasakan kegiatan literasi bagi peserta didik adalah hal positif agar lebih membiasakan kita sebagai guru untuk tak membisakan anak bermain gadget/gawai.

3. Membiasakan Peserta Didik Tampil Di Kelas

Sebagai guru kita dituntut untuk dapat memfasilitasi bakat dan minat dari peserta didik. Termasuk peserta didik yang memiliki kualitas atau kelebihan dalam hal berbicara di depan umum. Dengan bakat yang dimiliki tersebut, peserta didik dapat kita bimbing untuk dapat tampil dalam hal membaca atau berliterasi sastra maupun teks informasi di depan rekan-rekannya di kelas. 

Membiasakan anak tampil di depan kelas, akan semakin meningkatkan kepercayaan dan motivasi belajar peserta didik di kelas. Dengan begitu, kita akan mudah mengorbitkan bakat peserta didik dalam pentas atau kompetisi akademik maupun nonakademik.

4. Mampu Memposisikan Diri Tak Hanya Sebagai Guru

Kita di sekolah yang berprofesi sebagai guru tentunya tak hanya sekedar datang mengajar saja di dalam kelas. Namun lebih dari itu, sebagai guru kita juga harus dapat memposisikan diri sebagai orang tua di sekolah, teman, atau bahkan rekan dalam proses belajar-mengajar yang berlangsung di kelas. 

Berdiskusi, saling sharing, bercanda, hingga berkolaborasi dalam hal membuat sebuah karya atau projek yang telah direncakan akan menjadi sebuah proses didaktik yang menyenangkan. 

Sehingga dari proses itulah kita sebagai guru dapat kian terasah dan terus termotivasi dalam belajar sepanjang hayat dan memperluas pengalaman mengayomi peserta didik.

Itulah beberapa hal yang dapat kita terapkan di kelas sebagai guru apabila berada pada situasi atau keadaan yang terbatas dalam hak teknologi dan informasi di sekolah. Semangat untuk guru-guru Indonesia dan teruslah berkarya mendidik  anak bangsa. 

#Selamathariguru

#SalamLiterasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun