Aksen biasanya dapat ditemukan di tempat-tempat atau lingkungan tertentu yang menandai bahwa di tempat tersebut dapat dijumpai komunitas masyarakat yang terdiri lebih dari satu jenis suku yakni sebagai berikut.
Lingkungan Pasar
Di pasar, biasanya para pedagang memiliki bahasa khas antar kalangan pedagang. Bahasa ini umum digunakan pada saat proses tawar-menawar untuk menentukan barang berlangsung. Misalnya saat di pasar yang mayoritas di tempati suku Banjar, Kutai, dan Dayak. Akan dijumpai bahasa tawar-menawar seperti 25 ribu rupiah menjadi selawe/selawi. Â Jawa yang biasa mengucapkan suatu kata dengan komposisi huruf konsonan sengau yakni huruf m, n, dan ng terdapat penekanan tertentu.
Lingkungan Terminal
Â
Bahasa yang digunakan di terminal biasanya merupakan bahasa yang heterogen atau majemuk. Hal ini dikarenakan para penumpang atau kelompok masyarakat lain seperti sopir, kernet, pengamen dan pedagang asongan berasal dari daerah yang berbeda.
Â
Lingkungan Remaja
Â
Remaja sering kali menggunakan bahasa khusus yang hanya dapat dipahani oleh teman sebayanya. Penggunaan kata khusus ini bertujuan agar mereka dapat berkomunikasi dengan anggota kelompok remaja yang lebih leluasa. Misalnya di daerah Jawa Tengah, para remaja menggunakan bahasa khusus dengan membalik konsonan (huruf mati). Kata kowe (kamu) yang dibalik huruf matinya dari suku-suku katanya menjadi kowe. Selain itu, para remaja juga menggunakan bahasa pergaulan atau idiom tertentu. Contoh dari bahasa pergaulan yang digunakan oleh remaja Jakarta adalah ajigile (gile), gonse (genit), nyokap dan bokap (ibu dan ayah), dan lain sebagainya.Â
Â