Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang Guru Muda, ASN, lulusan Universitas Mulawarman tahun 2020, Pendidikan, Biografi, sepakbola, E-sport, Teknologi, Politik, dan sejarah Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Aksen dalam Kehidupan Berbahasa Indonesia Sehari-hari

7 April 2022   09:00 Diperbarui: 7 April 2022   09:02 4945
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah anda mengenal tentang apa yang dinamakan aksen atau logat? Aksen atau logat ini mampu menghadirkan situasi yang khasa bagi penutur khususnya ketika dalam komunikasi lisan. Lalu, apa yang dapat kita pahami dari suatu logat atau aksen seseorang?

Menurut Sugito dalam Tjandra (2004: 42) menyatakan bahwa, dalam komunikasi lisan manusia selalu banyak memakai unsur ucapan seperti pada aksen, intonasi, ritme, dan pause sebagai pengganti tulisan dalam komunikasi tertulis untuk menyampaikan bermacam-macam informasi kepada lawan bicaranya dan termasuk dalam bidang fonetik.

Aksen ada bermacam-macam tetapi dalam bidang linguistik, aksen memiliki pengertian suatu penempatan tetap tinggi-rendah atau kuat-lemahnya bunyi pada tiap-tiap kata atau frase (Widjaja, 2005). 

Sedangkan menurut Mitsuo dalam Tjandra (2004) ia mengungkapkan bahwa, aksen adalah penonjolan ucapan yang bersifat relatif dan terbentuk berdasarkan kebiasaan sosial dari suatu masyarakat bahasa dan dikenakan pada pengucapan kata.

Dari pendapat di atas dapat diuraikan suatu simpulan bahwasannya, aksen merupakan bagian dari ilmu fonologi (linguistik) yang berupa ciri khas seseorang yang terbawa melalui ucapan lisan (verbatim) yang dipengaruhi oleh bahasa ibu atau bahasa daerah. 

Sehingga saat berbicara menggunakan bahasa Indonesia ciri khas penyampaian yang ditandai dengan penekanan atau pola intonasi pada suatu bunyi kata yang muncul. Pola intonasi atau penekanan-penekanan tersebut dinamakan aksen atau logat (parole).

Dalam bahasa Indonesia tidak ditemukan aksen yang signifikan pada setiap jenis kata yang diucapkan. Hanya saja pada suatu kasus terutama ketika berbicara di suatu forum atau diskusi, kita dapat menjumpai seseorang yang sedang mengobrol dengan lawan bicaranya tanpa sengaja mengucapkan logat atau aksen tertentu yang menandai bahwa ia berasal dari etnis atau suku tertentu. 

Aksen ini biasa muncul di tempat-tempat tertentu yang memungkinkan beberapa orang saling berdiskusi dengan latar belakang suku yang berbeda pula. Sehingga mereka berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia yang tercampur dengan nada aksen bahasa daerah mereka. 

Contoh yang dapat ditemukan dari aksen bahasa daerah yang biasa didengar melalui pengucapan bahasa Indonesia seperti bahasa Banjar, Jawa, Madura, Papua, Kutai, Betawi, dan lain sebagainya.

Pengucapan kata "bisa", yang jika diucapkan mendapat pengaruh aksen bahasa Jawa sehingga dalam pengucapan justru terdengar "mbisa". Kemudian kata "selamat" yang diucapkan oleh orang suku Papua atau yang berasal dari Indonesia bagian Timur. Kata selamat yang mereka ucapkan akan terdengar aneh atau di bagian vokal {-e-}. Perbedaan itulah yang dinamakan aksen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun