Oleh: Indy Alfin Faujie -- Ketua Bidang Kader PC IMM Banyumas 2025/2026
Banyumas - Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagai organisasi kemahasiswaan yang berwatak gerakan keilmuan, keislaman, dan kemasyarakatan memiliki tanggung jawab historis dan ideologis untuk membentuk kader intelektual yang mampu menjawab tantangan zaman. Di tengah kompleksitas dinamika sosial, arus globalisasi nilai, serta degradasi etika dalam gerakan mahasiswa, IMM dituntut untuk terus memperkuat pondasi kaderisasinya. Salah satu pilar utama dalam proses ini adalah penguatan arah gerak perkaderan berbasis Intelektual Profetik.
Konseptualisasi Intelektual Profetik
Intelektual Profetik bukan sekadar jargon akademik, melainkan sebuah kerangka berpikir dan bertindak yang menggabungkan daya kritis intelektual dengan nilai-nilai kenabian. Konsep ini pertama kali digagas oleh Prof. Kuntowijoyo, yang memformulasikan Ilmu Sosial Profetik sebagai upaya merekonstruksi ilmu sosial berbasis wahyu dan etika profetik: humanisasi, liberasi, dan transendensi.
Dalam konteks IMM, Intelektual Profetik dimaknai sebagai paradigma kaderisasi yang menjadikan kader bukan hanya sebagai penggerak organisasi, tetapi juga sebagai pemikir, penulis, pengabdi masyarakat, dan pengawal nilai Islam berkemajuan. Kader IMM harus menjadi entitas yang utuh antara akal, akhlak, dan amal.
Mengapa Intelektual Profetik?
IMM tidak berdiri di ruang hampa. Sejak kelahirannya pada tahun 1964, IMM memiliki peran historis sebagai pengusung gerakan intelektual dalam tubuh Muhammadiyah. Namun realitas hari ini menunjukkan bahwa sebagian besar gerakan mahasiswa, termasuk IMM, cenderung mengalami disorientasi nilai. Kaderisasi hanya berhenti pada seremonial formal, kegiatan hanya bersifat administratif, dan minim proses transformasi ideologis.
Di sinilah pentingnya arah gerak perkaderan berbasis Intelektual Profetik. IMM tidak cukup hanya mencetak organisator yang pandai beretorika, tetapi harus membentuk kader-kader pemikir yang memiliki concern terhadap realitas umat dan bangsa. Intelektual profetik menjadi formula sintesis antara ruh spiritualitas, ketajaman nalar, dan keberpihakan sosial. Ketiganya merupakan syarat mutlak bagi kader untuk menjadi pelopor, pelangsung, dan penyempurna amanah dakwah Muhammadiyah di kalangan mahasiswa.
Strategi Perkaderan Intelektual Profetik
1. Integrasi Nilai Keilmuan dalam Perkaderan