Mohon tunggu...
Rahmat Andriansyah
Rahmat Andriansyah Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penikmat kopi, buku, dan rintik hujan dalam pelukan seseorang

Thinker

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gandakan Kebahagiaan dengan Berbagi: Refleksi Diri 2020

31 Desember 2020   14:03 Diperbarui: 31 Desember 2020   14:24 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak terasa tahun 2020 sudah berada di penghujungnya. Digit angka tahun akan segera bergerak ke 2021. Banyak cerita yang telah dilalui dalam setahun ini. Ada bahagia walaupun tidak dipungkiri ada pula cerita yang tidak diinginkan menyertai. Justru terkesan di tahun ini, cerita sedihlah yang mendominasi. Akankah kita biarkan akhir sedih sebagai penutup cerita akhir tahun.

Ada yang mengatakan bulan di tahun 2020 hanya terdiri dari Januari, Februari, Maret, dan tiba-tiba Desember. Anekdot ini muncul tentu sebagai reaksi atas dampak pandemi yang dirasakan semua orang. Seperti yang telah diketahui, pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan. Sektor perekonomian masyarakat juga merasakan dampak yang cukup hebat, sehingga juga berdampak pada kondisi sosial-psikologis mereka.

Ketika pemerintah mengonfirmasi kasus pertama Covid-19 di bulan Maret, pertumbuhan ekonomi kuartal pertama langsung melambat menjadi 2,97%. Persentase ini jauh lebih kecil jika dibandingkan pertumbuhan pada kuartal yang sama tahun sebelumnya, sebesar 5,02%. Melambatnya pertumbuhan ini disertai usaha efisiensi pelaku usaha dengan merumahkan atau memberhentikan tenaga kerjanya. 

Data Kemenaker pada bulan April, sebanyak 39.977 perusahaan dan 1.010.579 tenaga kerja sektor formal terdampak oleh kebijakan ini. Sedangkan di sektor informal, 34.453 perusahan dan 189.452 tenaga kerja yang terdampak (lihat Pandemi Covid-19, Apa Saja Dampak pada Sektor Ketenagakerjaan Indonesia?).

Sinyal positif muncul dari sektor UMKM, pertumbuhan sektor ini di kuartal ketiga lebih baik dari kuartal sebelumnya. Tampaknya intervensi pemerintah melalui program keuangannya mampu menunjukkan efektifitasnya (lihat Dampak Pandemi, Ekonom: Aktivitas Bisnis UMKM Semakin Membaik). Lagi-lagi sektor ini yang mampu menjaga perekonomian negara untuk tidak resesi semakin dalam lagi, seperti saat krisis ekonomi tahun 1998 lalu.

Ini merupakan salah satu cerita bahagia yang mampu mengkompensasi kondisi negatif akibat pandemi. Kenapa saya sebut salah satu, karena berdasarkan hasil penelitian terkait psikologi positif, sebenarnya kita mengalami pengalaman positif tiga kali lebih banyak dibandingkan yang negatif (Gable & Haidt, 2005).

Lalu bagaimana caranya mengakhiri tahun ini dengan bahagia, sekaligus menumbuhkan perekonomian masyarakat melalui UMKM. Saya punya saran sederhana, yaitu:

  1. Mengingat kebahagiaan
    Coba diingat lagi kebahagiaan-kebahagiaan apa yang anda rasakan dalam satu tahun ini. Ingat-ingat kembali rangkaian peristiwa saat kebahagiaan tersebut muncul. Ingatlah kondisi anda saat itu, lokasi, dan waktu masing-masing peristiwa itu terjadi. Sebaiknya anda mecatat memori kebahagiaan yang muncul.
    Kebahagiaan yang muncul dingatan saya pertama kali, adalah ucapan syukur seorang pemulung ketika mendapatkan makanan sebagai sarapan. Hal yang sederhana, namun setidaknya mengurangi beban mereka untuk menyediakan panganan untuk memulai hari.
  2. Alasan bahagia
    Kemudian tanyakan ke diri anda sendiri. Mengapa rangkaian peristiwa tersebut membuat anda bahagia. Adakah produk yang mendukung kebahagiaan itu muncul. Produk yang bisa berupa buku, peralatan, makanan, maupun jasa dari seseorang. Mungkin butuh sedikit kontemplasi di akhir tahun ini, karena hanya anda yang mengetahui alasan kebahagiaan tersebut.
    Kebahagian saya tidak hanya berhenti diucapan syukur orang tersebut. Sebungkus makanan itu dibeli dari seorang wanita tua yang menjualnya di kedai sederhana tepi jalan. Ada roda ekonomi kecil yang berjalan di samping kebahagiaan.
  3. Bagikan cerita bahagia
    Ada satu rumus tentang kebahagiaan yaitu, "Kebahagiaan baru akan terasa jika dibagikan". Ini saatnya anda membagikan cerita bahagia tersebut dengan orang terdekat. Manfaatkan semua saluran komunikasi yang kita miliki.
    Kebahagiaan terus berlanjut ketika saya menceritakan  kejadian tersebut kepada beberapa orang dekat. Tidak disangka, kemudian muncul inisiatif mereka untuk ikut berbagi.

Sekedar tips saat membagikan cerita bahagia tersebut, sertakan pula informasi produk yang mendukung kebahagiaan tersebut. Ceritakan bagaimana anda mendapatkan produk tersebut dan apa perannya pada kebahagiaan anda. Jika dibagikan melalui media sosial sertakan pula tautan bagaimana produk tersebut bisa didapatkan. 

Ingat lokasi bukan lagi masalah dengan berbagai layanan yang telah disediakan JNE. Anda dapat membandingkan berbagai produk dan layanan sesuai dengan kebutuhan anda langsung di situs JNE. Jaringan luas dan sistem yang dimiliki PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir, menjamin kiriman anda aman dan mudah terlacak.

Saran di atas merupakan usaha untuk merasakan kembali berbagai pengalaman baik yang pernah anda alami, serta memperluas kebahagiaan dengan membagikannya kepada orang lain, yang bermanfaat untuk menghindari bias negatif dan hilangnya rasa positif dari perjalanan setahun ini (www.psychologytoday.com).

Karena berbagi kebahagiaan itu tidak sekadar hanya memberi sukacita, namun juga menyantuni diri agar lebih bermakna

dok. pribadi
dok. pribadi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun