Melihat kondisi ini, panitia pemilihan penyapu akhirnya menetapkan penyapu senior ini kembali dinobatkan sebagai tukang sampah terbaik di periode kelima ini.
Orang banyak, bergembira dan berpesta, bergoyang dan bernyanyi, merayakan terpilihnya keberlanjutan, pengumpul sampah pujaan.
Namun panitia kembali memiliki problem usai pesta limatahunan, yaitu banyaknya sampah yang telah dikumpulkan para calon-calon yang gagal yang terbengkalai. Bahkan  jika ditotal, jumlah sampah ini begitu banyak dan andai dibiarkan akan bisa menjadi batu dan malah sebagian dipercaya bisa menjadi mistik.
Tenang saja! Saya akan mengurus sampah-sampah ini! Begitu janji pengumpul sampah langganan pemenang yang melegakan semua orang.
Dan benar, keesokan harinya, sampah sampah usai pesta limatahunan itu telah bersih tandas. Sebagian bertanya-tanya bagaimana mungkin? Tanah yang tersedia tidak mungkin lagi bisa menampung sampah-sampah besar dan berat itu.
Panitia pemilih penyapu bertanya kepada sang juara bertahan.
Di mana bapak bisa menyimpan sampah demikian banyak?
Dengan senyum lebar pengepul sampah juara itu menjawab.
Di atas!
Dia mengangkat kedua telunjuk jarinya ke arah langit.
Serentak orang-orang menengadah dan mereka melihat sinar matahari meredup tertutup oleh sampah-sampah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI