Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Copy Paste STY dan Kekalahan dari Yordania

13 Juni 2022   12:40 Diperbarui: 13 Juni 2022   12:51 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia vs Yordania, Minggu (12/6/2022) dini hari WIB (Foto: Ist)

Dengan starting eleven yang serupa, saat laga dengan Kuwait yang sudah dipelajari dengan baik oleh pelatih Jordania, Adnan. Dua perubahan dengan adanya Dimas dan Witan yang katanya kejutan STY, menjadi sama saja tanpa perobahan, dan sama sekali tidak terjadi perobahan starting formasi dibanding saat versus Kuwait, hanya mengganti Irfan dan Lilipaly, malah cenderung Garuda akan lebih ofensif saat melayani Yordania?

Mungkin STY terlalu pede sehabis menang melawan Kuwait, dan ini menjadikan kurang waspada dan kurang detil dalam menganalisa permainan tim Yordania.

Dalam hal pergantian pemain, dengan memasukkan Dewangga, Lilipaly, Irfan Jaya lalu Asnawi, sementara waktu sudah menipis, cukup membingungkan daripada sebuah kejutan dari seorang STY, apakah Indonesia akan bertahan ataukah akan menyerang?  Mungkin bisa dimengerti menyerang adalah lebih baik karena pertahanan Yordania ternyata tidak sebaik Kuwait, mungkin disini pelatih kita asal Korsel ini terjebak di dalam kegalauan, mau menyerang apa bertahan untuk tidak kebobolan lebih banyak?

Terakhir memasukkan Marcelo Ferdinan di ujung 5 menit pertandingan semakin membingungkan, meski Marcelo memang lebih taktis dari Kambuaya, tapi dia enggak punya cukup waktu. Harusnya Kambuaya yang kurang form bisa out lebih awal diganti Marselo, karena Marselo lebih pengacau dari Kambuaya, meskipun Kambuaya termasuk pengacau juga. Dan biasanya juga Marselo memiliki banyak assist dengan caranya yang out of the box yang susah diduga seteru.

Eh! Bagaimana nanti strategi STY menghadapi Nepal?  Yang jelas jangan berkeinginan kemaruk gol yang sebanyak-banyaknya, karena ini menjadi antitesis di dalam suatu turnamen yang ketat.

Dari Unggahan pelatih STY dituliskan, "Saya percaya dengan 4 pemain yang di slide terakhir untuk pertandingan berikutnya. Semangat," sambung Shin.
Pada foto keempat seperti yang dimaksud Shin dalam unggahannya terdapat empat pemain yakni Alfeandra Dewangga, Asnawi Mangkualam, Irfan Jaya, dan Stefano Lilipaly.


Jika demikian patut diduga, Elkan, Witan, dan Saddil akan diparkir dulu, dan harapan saya kepada Marselo untuk mengganti posisi Kambuaya juga pupus karena tidak disebut dalam kisi-kisi STY.

Jika demikian adanya, barangkali ini bukan posisi standar personalia pasangan di flank yang biasanya ada Asnawi ada Witan karena di sini sudah ada Dewangga ada Irfan.

Memang Nepal menjadi underdog dan sudah pasti tersingkir, tetapi dari dua laga mereka terakhir, di dalam permainannya, Nepal memiliki semangat tinggi, pemain yang energik dan maju tak gentar membela yang benar. 

Kembali ke formasi Garuda dengan 4 bek adalah bijaksana, karena ini perhelatan antara kehidupan dan kematian tidak peduli lawan terakhir adalah Nepal. Mudah-mudahan pelatih Shin memiliki strategi yang dimengerti. Tapi emang gampang kalo cuman ngomong dan ngritik, ya gimana lagi bisanya cuman itu. Dikritik? Emang enak!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun