Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

2 Kegagalan dari Sebuah Derby Liverpool-Everton: Gagal Juara dan Degradasi

25 April 2022   15:30 Diperbarui: 25 April 2022   15:31 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Frank Lampard di laga Liverpool vs Everton. (Foto: Reuters) sumber: bola.okezone.com

Juga goal pertama yang salah alamat atau alamat palsu, Origi menendang ke tiang jauh untuk menggapai Jota namun jatuh di kepala Robertson yang menanduk rendah melewati kiper Pickford.Tapi ya sudah, goal is goal, meski itu gol yang kocak. 

Meski juga Lampard masih memainkan parkiran bus yang membikin Liverpool bergerak hingga 86% pemilikan dan 95% turnover, maka benar yang dibilang Jammie Carragher: Ini bukan tim Lampard ini adalah skuad Jose Mourinho! Hah?

Susah untuk menang bagi Everton jika bermain tidak berubah, karena permainan bola itu 2 babak, dan Premier League itu 38 pertandingan, mestinya Frank segara merubahnya namun kayaknya terlambat, selain mindset sebagai pemain Chelsea masa dulu, Frank Lampard bersikeras dalam rasa masjgul.

Meski dalam pertandingan Minggu kemarin, Everton bisa mengimbangi Liverpool di babak 1, namun kekalahan hanyalah soal waktu. Cuman yang menarik dicermati adalah permainan Liverpool di babak 1 ini menjadi salah satu permainan jelek dari calon juara EPL 2022. 

Mereka kehilangan pegangan seperti tim yang seadanya, ketika serangan selalu kandas di rapatnya pertahanan Everton. Permainan frustrasi Liverpool menggantung di langit seperti tanpa keputusan, kecuali hanya menanti arahan petingginya saat turun minum nanti. 

Namun ini pertandingan baiknya memang untuk dimenangkan oleh Liverpool, guna menjaga momentum keseimbangan Manchester City-Liverpool dalam perjalanan ke puncak EPL sehingga tidak kehilangan elan jika Liverpool terpeleset kulit pisang Everton. Tapi jika permainan Liverpool  (babak1) kayak begini mungkin Jurgen Klopp mesti merelakan Josep Guardiola memegang tampuk mahkota bola Inggris Raya, EPL. 

Di laga semalam, saking kebasnya permainan Liverpool di segala lini, orang sekelas Virgil, Trent Arnold dan Matip merasa berhak untuk menebas peyerang Gordon --Richarlison dengan warna kuning, Liverpool tampak kehilangan maniac pressingnya. 

Dan tentu saja, sudah kuduga di babak 2, Klopp akan merubah arah dengan menyerang menggunakan gerakan individu dengan memasukkan Luis Diaz dan Origi, dan taktis pelatih Liverpool merubah formasi dari 4-3-3 ke 4-2-4, dengan 4 penyerang sekaligus digunakan, yaitu winger Diaz,dan Salah, dan duo center forward, Origi dan Jota, untuk menggedor pintu Pickford

Namun kemenangan 2 nol Liverpool bukan juga tanda baik menuju kampiun, seharusnya terjadi kemenangan besar, malah kemenangan 2nol ini menjadikan sebuah kepantasan bagi Lampard, lalu apakah yang terlihat bukan permainan yang kejam? Apa mungkin karena ini permainan Derby? Sesama Merseyside metropolitan?

Jurgen Klopp mesti memperkaya lebih lagi timnya dengan ketidak bergantungan pemain terhadapnya atau membebaskan pemainnya bermain  dengan persentasi diatas 75%. Jika tidak, Liverpool akan tertinggal 1 langkah dengan Pep Guardiola yang sangat militan untuk membebaskan para pemainnya berbuat bebas di pitch untuk menemukan kehebatannya masing-masing. 

Klopp lebih berada disisi yang lebih mudah tersingkir dari kejuaraan dibandingkan Guardiola di ujung penetapan juara EPL ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun