Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Apakah Arsenal Akan Menjadi Team yang Besar?

14 Maret 2022   21:28 Diperbarui: 14 Maret 2022   21:36 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber detik.com (Foto: Getty Images/Julian Finney)

Turun dengan formasi serupa 4-2-3-1 saat Arsenal menghadapi Leicester City semalam di kandang, dengan tipe permainan keduanya begtu mirip seperti kakak beradik. 

Sore yang lembut di Stadion Emirates, diisi oleh fans merah putih yang riuh meneriakan, Ole! untuk pasukan The Young Gun. Pelatih detil Mikel Arteta terlihat percaya diri sehabis melalap 5 seri kemenangan sebelumnya, sementara Brendan Rodgers terlihat kalem wae setelah melahap 4 kemenangan berturut-turut sebelumnya. Aku pernah meredam meriam ini di musim silam! Seringainya.

Permainan dimulai dengan keras dari Arsenal dari lini tengah, Thomas Partey dan Martin Odegaard yang berdiri beurutan, mereka melengkapi super saka, Bukayo Saka dan super gaby, Gabriel Martinelli di kedua sayap. Hanya berempat inilah mereka menerapkan serangan tahan-gas, tahan, gas lagi. 

Sungguh Arsenal hanya berisi empat meriam ini saja, selebihnya hanya pelengkap, yaitu mengamankan tengah dan memcuci belakang. Itulah mesin Arteta, mesin hasil diskusi panjang dengan kakek Arsene dan sesekali Guardiola di silam Mikel.

Dan pelatih Leicester City yang  berwajah bintang filem, Brendan Rodgers tampak terlalu charming, malam itu membawa anak-anak serigala yang santun. Come on Brendan! 

Dan malam itu, Leicester bermain lebih kaya seperti di atas panggung pertunjukan, meski lebih banyak menyisir kedua flank serangan lewat sayap Barnes dan Albrighton yang dioverlapping oleh fullback Thomas dan Ricardo, sementara pemain serba bisa gelandang bertahan Dewsbury-Hall seperti memiliki tugas khusus mematangkan umpan playmaker James Maddison. 

Entah ada apa gerangan dengan pelatih Brendan kali ini, dia seperti alergi untuk membenturkan lini tengahnya dengan lini tengah Arsenal. Dia memilih mlipir di garis panjang sisi pitch, hampir di setiap serangan yang di build up. 

Ini tentu saja membuat hegemoni lini tengah dipegang oleh triangle Partey- Xhaka-Ordegaard. Melupakan Lacazette yang mulai meredup bolehlah ada di kepala Brendan, tapi untuk melompati lini tengah dengan serangan menyisir bukanlah jalan optimal.

Membaca play maker Maddison yang mencoba mengabaikan pelatihnya, tampak Leicester mulai memperlihatkan signaturenya, dan itu dimulai sekitar menit ke 20an dalam kedudukan lost 1-0. 

Lintasan umpan dan acungan lengan seorang James Maddison lebih dituruti pasukan. Ini terlihat bahwa serangan dari lini tengah Leicester berbahaya, tegas dan terukur. Leicester bukan kesebelasan yang tergantung dari keterampilan beberapa pemain semata seperti yang diperlihatkan seterunya pada seorang Bukayo Saka dan Gabriel Martinelli. Leicester merupakan kesebelasan sebelas yang rata dan menyerang tanpa terasa tusukan, tau-tau goal ajah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun