Ini mengingatkan 'drive serve' dari 'forehand serve' rendah dan menyilang yang digunakan legenda Christian Hadinata, yang menjadi lumer mengalir tipis di atas bibir net. Disisi lain beruntung Rahayu memiliki 'backhand serve' yang bagus untuk 'flick' atau 'low' yang sering mengecoh pasangan China, terutama Jia yang kidal. Jadi kombinasi serve Polii/Rahayu menjadi senjata awal yang bagus saat tepokan pertama yang krusial.
Hal lain yang menentukan kemenangan, adalah tidak terlihat bola setengah yang dilontarkan Polii/Rahayu. Semua bola yang dilepaskan mendekat net atau lob ke 'baseline' lawan. Sehingga pasangan Chen/Jia yang terkenal dengan intersepsi depan net, tidak punya kesempatan sama sekali untuk mematikan bola. Chen yang relatif sebagai 'setter' untuk memaksa lawan mengangkat bola tampak tidak diladeni oleh Polii/Rahayu.
Demikian halnya dengan 'crossing pitch' dalam perubahan serang ke bertahan atau sebaliknya, Polii/Rahayu sudah lebih 'liquid'Â ketimbang Chen/Jia, yang sempat dua kali raketnya bertabrakan dan satu kali mengakibatkan rusaknya raket Chen yang lucunya masih diteruskan menepok bola, saking gak sadarnya.
Diatas adalah, faktor yang menunjang kemenangan Polii/Rahayu, disamping kemampuan pukulan 'smash'Â yang lebih positif ketimbang biasanya. Kali ini pukulan 'forehand grip' Polii lebih keras dan tajam dan 'hanshake grip' Rahayu lebih terarah dan keras dari biasa yang mereka lakukan.
Jadi faktor teknis kemenangan Greysia Polii/Apri Rahayu  terlihat berbeda dari seperti yang biasa kita saksikan, artinya ada suatu perkembangan yang sangat signifikan pada pasangan ini. Mungkin sudah lebih banyak faktor kemenangan lain yang telah ditulis oleh rekan-rekan spesial bulutangkis kompasiana, namun jangan lupa pula faktor 'cium tangan' Apriyani Rahayu  kepada 'kakak' Greysia Polii juga merupakan kekuatan dahsyat yang hanya menjadi milik khas mereka berdua.
Selamat kepada Greysia Polii dan Apriyani Rahayu!