"Warmo emoh lagi embah. Ampun. Rasane ogah kebebasan penjara, ogah kekayaan dan ogah makan enak" Warmo menyahut lunglai.
"Saat kowe ndak tergoda apa apa lagi, diakhirnya kowe bakal jadi penyair atau pengemis, le" Embah bijak itu berkata tajam bagai seorang indigo yang bisa melihat masa depan.
"Penyair? Yess! " Warmo berbinar mata, seraya menciumi tangan embahnya.
###
Mulai detik itu Warmo berpaling menjadi seorang penyair. Kalian tau? Dia sudah tidak lagi menjerit tentang belenggu otaknya dari kehidupan yang terbatas lagi.
Warmo menjelma menjadi penyair sejati, tanpa cem macem kerinduan bumi lagi. Hanya ada satu kerinduan, yaitu kerinduan surga.
Bagaimana gaes?