Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sakit yang Terakhir

3 Agustus 2019   11:16 Diperbarui: 3 Agustus 2019   11:25 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ember.."

Lalu Yudi pun menjalani trit kemikal terapi. Invasif dan masif. Beberapa saat kemudian serampung prosedur,  suster yang tadi sudah memapaknya. Meskipun pusing, Yudi masih mengenali sang suster.

"Halo pak Yudi?  Kita ngamar ya" suster bercanda. Namun Yudi terlihat beku. Wajahnya baud.

"Kenapa bro? Kita move on, ya" suster paham lalu sigap menyurung brangkar menjelang kamar rawat. Yudi masih terdiam, demikian halnya si suster. Mereka menyusuri lorong, sepi suara, hanya derit halus roda amben pasien.

"Suster! Saya merasa kesakitan.." tiba tiba Yudi memecah kesunyian.

"Saya mahfum, pak.  Pengobatan ini memang menyakitkan.." suster Morin menjadi simpati plus plus.

"Bukan Suter Morin. Kalo sakit ini saya sudah ndablek, tak merasakannya lagi. Ada sakit yang lain baru saja datang dan langsung menghantui saya"

"Loh, tadi engga di konsul sama dokter, pak Yudi?"

"Tidak suster Morin. Sakit yang ini tak bisa diobati, bahkan tak mengenal bedah operasi atau kemoterapi. Ini adalah sakit puncak yang paling akhir. Satu sakit yang paling sublim" Yudi berbicara dengan mata melamun.

"Maaf ya bro. Aku kurang paham"

"Tentu saja suster Morin. Belum waktunya untuk kamu mengerti, sekarang ini."

"Jadi sakitnya..?"

"Sakit menyambut kematian"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun