Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pidato Prabowo

6 April 2018   10:42 Diperbarui: 6 April 2018   10:52 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Terutama elite, kita terus terang saja minta ampun, deh. Gue sudah kapok sama elite Indonesia,"

"Kalau ditanya, 'Yang Bapak maksud elite siapa, Bapak elite bukan?' Iya, saya elite, tetapi saya elite yang sudah tobat,"

Petikan pidato Prabowo diatas adalah juga suara kita yang sudah lelah dengan elite. Kita yang sudah kehabisan energi, bahkan untuk sedikit mengingat sekalipun.  Saya pikir kita  terhibur dengan ucapan Prabowo yang pada akhirnya kita bisa menertawakan diri kita sendiri. 

Jujur. Saya ngakak menikmatinya, jauh lebih lucu dari stand up comedy. Saya melihat kembalinya hakiki keluguan yang sudah lenyap terkubur  oleh sepak terjang elite yang minta ampun. Kita tertawa melihat ungkapan keluguan hati dijaman now, kok masih ada. Keluguan yang dulu pernah kita miliki, yang terlihat kembali dalam diri seorang Prabowo.

Tak ada kata lagi yang lebih kasar, sarkas yang bisa menggugah elite untuk kapok dan tobat di masa kini. Mudah mudahan keluguan yang tersirat dari seorang Prabowo paling tidak bisa menjadikan elite melihat sejarah diri sendiri lebih personal, lepas dari cengkeraman atau bahkan cuci otak dari gerombolan, kelompok, atau lain apapun namanya.

Barangkali semacam rekoleksi atau retreat.

"Jangan-jangan karena elite kita yang goblok atau menurut saya campuran itu. Sudah serakah, mental maling, kemudian hatinya sudah beku. Tidak setia pada rakyat, hanya ingin kaya di atas penderitaan rakyat,"

Apakah ini pula petikan diatas adalah pidato Prabowo yang paling parah? Menurut saya, enggak juga. Sudah jarang atau mungkin tidak ada lagi tokoh yang bicara sedemikian terus terang dan gamblang.

Kalo enggak sedemikan keterlaluannya elite yang tertangkap, hampir setiap hari mengisi layar televisi dan terus saja bertambah. Bahkan sang tangkapan ini melambaikan tangan, boro boro menyesal, malupun tak tampak.

Kalimat Prabowo itu kalimat langsung, seperti komando. Jelas. Dan kita menangkapnya dengan otak dan hati yang tergugah, mungkin marah namun ada harapan yang muncul.

Tidak berputar putar atau jungkir balik, seperti yang selalu disajikan di acara debat elite di televisi atau media line. Membuat kita lelah dan apatis. Putus asa dengan logika logika elite yang penuh kepentingan yang   membuat marah yang tanpa harapan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun