Israel secara masif. Iran meluncurkan ratusan rudal tua dan drone ke wilayah Israel. Sebagian besar berhasil dicegat, satu rudal menghantam Soroka Hospital di Beersheba, melukai pasien dan staf.
Ketika sistem pertahan Israel sibuk menghalau rudal-rudal tua Iran, maka masuklah 150 rudal balistik super canggih Iran berkecepatan hipersonik yang dilengkapi dengan sistem maneuverable re-entry vehicle (MaRV)/pelacak anti rudal.
Rudal Fattah-1 milik Iran yang viral ke seluruh dunia ini tidak terantisipasi oleh Mosssad Israel. Bahkan Iron Dome dan Arrow (Sistem Pertahanan Anti Rudal Israel) pun tidak mampu menghalau! Akibatnya hanya dalam waktu 400 detik, kota Tel Aviv dan Haifa dihujani rudal rudal hipersonik Iran serta mengalami kerusakan parah.
Evakuasi skala besar penduduk Tel Aviv dimulai setelah serangan udara Iran ini, penduduk Israel panik. Namun alih-alih menuai simpati, mereka justru menuai cemo'oh dari warga dunia.
19–21 Juni – Konflik Memuncak, perang terus berlangsung, ratusan serangan udara Israel menghantam banyak lokasi di Iran. Dan Iran membalas dengan menembakkan hingga 1.000 rudal/drone.
Di fase ini Israel berusaha 'menyeret AS' untuk terlibat secara aktif menyerang Iran. Dalam momen ini pula Israel mengutarakan pada PBB dan dunia bahwa ulah Iran adalah agresi militer yang tidak dapat ditolelir. Israel menghimbau agar dunia mengambil tindakan tegas pada Iran.
Atas desakan Israel, AS kemudian melancarkan operasi “Midnight Hammer” pada dini hari 22 Juni, menarget tiga fasilitas nuklir Iran dengan bom bunker-buster (GBU‑57) serta rudal di kota Fordow, Natanz, dan Isfahan.
Keterlibatan AS menuai ancaman keras negara negara Timur Tengah dan sekutu Iran seperti Rusia dan China. Bahkan Korea Utara sengaja melancarkan proxy pada AS dengan mengirimkan pelbagai persenjataan berat ke Iran.
Ironisnya kebijakan luar negeri Trump menyerang Iran ternyata tanpa persetujuan kongres yang menuai kecaman luas di dalam negeri.
Iran merespon serangan AS dengan membombardir pangkalan AS di Al-Udeid Qatar. Secara terbuka Iran menyatakan akan menghancurkan seluruh fasilitas AS di Timur Tengah berikut menarget seluruh warga negara paman Sam tersebut.
AS menilai bila serangan ke Iran berlanjut maka akan berdampak luas serta menyulut eskalasi peperangan lebih besar. Dilain hal, kondisi politis sama sekali tidak berpihak pada AS dan Israel. Kecaman dunia serta desakan PBB kian mempercepat dua negara kontroversial ini untuk melakukan gencatan senjata.