Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Widi Utami, Blogger dan Kompasianer Tuna Rungu Asal Salatiga

8 November 2018   16:43 Diperbarui: 8 November 2018   20:32 1727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Widi Utami, perempuan tangguh yang pantang mengeluh (foto: dok pri)

Menurut Bekti, pihak keluarga baru mengetahui bahwa Widi mengalami gangguan pendengaran saat dirinya akan memasuki bangku SD. Setelah memastikan anak bungsu itu tuna rungu, keluarganya mulai melatihnya berkomunikasi.

"Dia sering ngamuk karena tak paham, tapi keluarga memaksanya. Satu kosa kata, harus diulang berulangkali agar dirinya mengerti," ungkap Bekti.

Widi didampingi Waluyo, kakak iparnya (foto: dok pri)
Widi didampingi Waluyo, kakak iparnya (foto: dok pri)
Diterima di Sekolah Favorit

Hanya untuk berbicara saja, Widi membutuhkan perjuangan yang keras. Di mana, gerak bibir lawan bicara menjadi fokus memulai suatu pembicaraan. Hingga akhirnya ia bersekolah di tingkat SD, kemampuannya berkomunikasi semakin terasah setelah bisa membaca buku. Sebab, dari buku pelajaran itulah otaknya terisi beragam kosa kata. Praktis, masa pendidikan dasar 6 tahun berhasil dilewatinya dengan mulus.

Hingga tahun 2004, Widi lulus dari bangku SD, tentunya ia pantang berpuas diri mengantongi ijasah SD. Oleh kakak iparnya yang bernama Waluyo, dirinya didaftarkan ke SMP Negri 1 Kota Salatiga. Padahal, ini adalah sekolah lanjutan paling favorit di Salatiga.

"Dia diterima, tetapi kami tidak memberitahu pihak sekolah bahwa Widi tuna rungu," kata Waluyo yang ikut berbincang.

Bila sebelumnya hanya berkumpul dengan teman- temannya yang jumlahnya terbatas (satu kelas), begitu memasuki bangku SMP, Widi harus berinteraksi dengan ratusan rekan barunya. Sebab, di SMP favorit ini, muridnya mencapai sekitar 12 kelas.

"Ada yang sudah mengetahui Widi tuna rungu, namun banyak yang tidak tahu. Akibatnya di awal sekolah, Widi kesulitan berinteraksi," imbuh Waluyo.

Kendati banyak menemui kendala sewaktu duduk di bangku SMP, khususnya pada mata pelajaran bahasa Inggris, namun Widi mampu menamatkan sekolahnya tanpa halangan apa pun. Bahkan untuk bahasa Inggris, nilai yang didapatnya mencapai angka 8.

"Berbekal nilai ebtanas murni, Widi mendaftar ke SMA Negri 1 Kota Salatiga," jelas Waluyo.

SMA Negri 1, seperti juga SMP Negri 1 Kota Salatiga adalah sekolah paling favorit. Alhamdulillah, Widi diterima dan masuk kelas IPA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun