Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Eksotisme Candi Asu dan Pendem yang Berada di Tengah Sawah

1 November 2017   14:14 Diperbarui: 1 November 2017   16:20 7755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Akses menuju Candi Pendem sebelum persawahan (foto: dok pri)

Pada masanya, kata Jumat, Candi Pendem dimanfaatkan untuk transit sesaji hasil panen sebelum dilarung (dihanyutkan) ke sungai Belan. Di mana, panenan masyarakat, dikumpulkan lebih dulu di Candi Lumbung yang terletak sekitar 5 kilometer dari sini, selanjutnya digelar ritual keagamaan. Setelah seluruh acara tuntas, berikutnya Candi Asu dipakai sebagai tempat beristirahat.

Begini penampakan Candi Pendem (foto: dok pri)
Begini penampakan Candi Pendem (foto: dok pri)
Prewedding Pasangan Muda

Tidak berbeda dengan Candi Asu, Candi Pendem memiliki bentuk dan ciri yang hampir sama. Selain terdapat relief di bagian depannya, candi ini juga mempunyai lobang berbentuk kotak sedalam 3 meteran. Yang membedakan, Candi Pendem berada di permukaan yang lebih rendah di banding permukaan tanah di atasnya. Soal eksotisnya, sepertinya bak pinang dibelah dua.

Kondisi Candi Asu mau pun Candi Pendem sendiri, relatif terawat. Arealnya di sekitarnya terlihat bersih kendati berada di tengah kebun dan persawahan. Sekeliling candi dipagar keliling menggunakan kawat berduri, untuk masuk pengunjung bisa melalui pintu gerbang yang jarang digembok. "Selain masyarakat sekitar sini, jarang ada pengunjung. Paling banter anak-anak sekolah yang berselfie atau pasangan muda yang menggelar prewedding," jelas Jumat.

Jumat yang bertugas merawat dua candi (foto: dok pri)
Jumat yang bertugas merawat dua candi (foto: dok pri)
Pengambilan gambar prewedding, lanjut Jumat, biasanya diadakan di Candi Asu, pasalnya, para pasangan muda enggan melewati pematang persawahan yang salah-salah tergelincir masuk lumpur. Banyak pasangan yang datang dari berbagai kota berdatangan untuk mengabadikan beragam gaya menjelang pernikahan. Biayanya? " Mayoritas gratis, mereka hanya tinggal isi buku tamu. Soal mereka mau memberi sekedar uang rokok ya silahkan," jelas Jumat.

Jumat sendiri sebenarnya masih menawarkan diri untuk mengantar ke Candi Lumbung, namun, karena faktor jarak ditambah masih ada keperluan lain di Magelang, akhirnya kunjungan ke Candi Lumbung saya batalkan. Hingga kami kembali ke Candi Asu, laki-laki itu tak henti bertutur tentang beragam pengalamannya selama bertugas menjadi penjaga. Salah satu ceritanya yang menarik yakni di Kelurahan Sengi sebenarnya masih banyak ditemui bebatuan bekas peninggalan peradaban masa lalu.

Lobang yang ada di Candi Pendem (foto: dok pri)
Lobang yang ada di Candi Pendem (foto: dok pri)
"Batu-batu dengan berbagai bentuk itu, banyak tergeletak di halaman mau pun di samping rumah warga. Meski begitu, warga tidak berani memindahkannya karena ada kepercayaan bila dipindahkan, maka kehidupannya tak bakal tenang," kata Jumat sembari menunjuk batu berbentuk teratai di samping rumah warga.

Begitulah penelusuran peninggalan Kerajaan Mataram kuno di wilayah Kabupaten Magelang, kendati keberadaan Candi Asu mau pun Pendem layak menjadi destinasi wisata, namun, karena lokasinya berada di tengah kebun dan persawahan, maka nilai jualnya jadi menurun tajam. Kalah jauh dibandingkan Candi Borobudur atau Prambanan yang memang telah mendunia. Tertarik berkunjung? Sekedar saran, sementara waktu jangan melalui jalur Ketep Pass, minimal hingga dua bulan ke depan. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun