Pada masanya, kata Jumat, Candi Pendem dimanfaatkan untuk transit sesaji hasil panen sebelum dilarung (dihanyutkan) ke sungai Belan. Di mana, panenan masyarakat, dikumpulkan lebih dulu di Candi Lumbung yang terletak sekitar 5 kilometer dari sini, selanjutnya digelar ritual keagamaan. Setelah seluruh acara tuntas, berikutnya Candi Asu dipakai sebagai tempat beristirahat.
Tidak berbeda dengan Candi Asu, Candi Pendem memiliki bentuk dan ciri yang hampir sama. Selain terdapat relief di bagian depannya, candi ini juga mempunyai lobang berbentuk kotak sedalam 3 meteran. Yang membedakan, Candi Pendem berada di permukaan yang lebih rendah di banding permukaan tanah di atasnya. Soal eksotisnya, sepertinya bak pinang dibelah dua.
Kondisi Candi Asu mau pun Candi Pendem sendiri, relatif terawat. Arealnya di sekitarnya terlihat bersih kendati berada di tengah kebun dan persawahan. Sekeliling candi dipagar keliling menggunakan kawat berduri, untuk masuk pengunjung bisa melalui pintu gerbang yang jarang digembok. "Selain masyarakat sekitar sini, jarang ada pengunjung. Paling banter anak-anak sekolah yang berselfie atau pasangan muda yang menggelar prewedding," jelas Jumat.
Jumat sendiri sebenarnya masih menawarkan diri untuk mengantar ke Candi Lumbung, namun, karena faktor jarak ditambah masih ada keperluan lain di Magelang, akhirnya kunjungan ke Candi Lumbung saya batalkan. Hingga kami kembali ke Candi Asu, laki-laki itu tak henti bertutur tentang beragam pengalamannya selama bertugas menjadi penjaga. Salah satu ceritanya yang menarik yakni di Kelurahan Sengi sebenarnya masih banyak ditemui bebatuan bekas peninggalan peradaban masa lalu.
Begitulah penelusuran peninggalan Kerajaan Mataram kuno di wilayah Kabupaten Magelang, kendati keberadaan Candi Asu mau pun Pendem layak menjadi destinasi wisata, namun, karena lokasinya berada di tengah kebun dan persawahan, maka nilai jualnya jadi menurun tajam. Kalah jauh dibandingkan Candi Borobudur atau Prambanan yang memang telah mendunia. Tertarik berkunjung? Sekedar saran, sementara waktu jangan melalui jalur Ketep Pass, minimal hingga dua bulan ke depan. (*)