Kuberkabar kepadamu Tuan
tentang aku dan keluargaku
karena aku telah memilihmu.
Tuan,
Kemarin
anak kami menangis
karena buih yang kami tampung
dari sudut bibir tuan
mengering lenyap sekejap
sedangkan lapar masih mendekap.
Tuan.
Hari ini
harapan yang tuan tebarkan
kutanak dengan keringat dan air mata
dengan bara dari sisa darah
yang tak lagi bisa mengalir di raga
semata untuk menghidangkan mimpi tentang surga
di meja makan kami.
Tuan!
Demi siang yang menyangga malam
Segera lunaskan lapar kami
sebelum keringat dan air mata kami
membatu
menguburmu!
Kalisalak, Oktober 2014
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!