Mohon tunggu...
Bamby Cahyadi
Bamby Cahyadi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Profesional Food and Beverages Business

Adalah penulis cerpen dan profesional di dunia restoran. Pernah bekerja di pelbagai industri restoran berskala nasional dan multinasional

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Kiat-kiat Menulis: Hanya untuk Penulis Pemula

14 Februari 2021   19:42 Diperbarui: 17 Februari 2021   19:31 2119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi belajar menulis sebuah cerita. (sumber: pixabay.com/bloomingmimosa)

Tentang Ide dan Kiat-kiat Lainnya

IDE

Ide adalah sebuah gagasan yang akan kita wujudkan menjadi cerita. Ide merupakan modal bagi cerita. 

Satu ide dasar bisa saja menjadi investasi untuk beberapa cerita. Sehingga ide bisa juga diartikan sebagai tema, ialah pokok persoalan dalam sebuah cerita.

PENULIS

Penulis atau pengarang itu hanya manusia-manusia biasa, entah itu bernama cerpenis, novelis, penyair, dramawan, atau esais. 

Harus secara jujur diakui, bahwa untuk menulis dibutuhkan hanya 10% bakat dan 90% adalah hasil usaha berupa kerja keras melalui proses pelatihan, pendidikan, dan kreativitas. Pendapat itu disampaikan oleh William Faulkner seorang novelis sastra asal Amerika. 

Namun di Indonesia pandangan ini menjadi terbalik, 90% bakat dan 10% kerja keras (entah pendapat siapa, mungkin pendapat kita sendiri).

Siapa pun bisa menjadi penulis asal ia mau melatih diri. Meskipun masih banyak orang yang percaya bahwa sastrawan dilahirkan, bukan dibentuk. Mari kita tampik asumsi itu.

Penulis yang baik adalah penulis yang mampu membuat pembacanya kreatif. Menulis merupakan suatu proses melahirkan tulisan yang berisikan gagasan. Banyak yang melakukan secara spontan, tidak sedikit yang berkali-kali mengadakan koreksi dan penulisan kembali.

Tahapan Menulis

Sebelum membahas pokok masalah, saya singgung sedikit soal 5 (lima) Tahapan Proses Kreatif Menulis secara umum menurut William Miller:

1. Persiapan

Apa yang akan ditulis adalah berdasarkan munculnya ide atau gagasan. Dengan demikian yang pertama muncul adalah sang penulis telah mengetahui apa yang hendak dituliskannya dan bagaimana menuliskannya.

Setelah ada ide atau gagasan penulis bisa segera memulainya atau mungkin juga masih diendapkannya untuk mematangkan gagasan.

2. Inkubasi

Tahap ini gagasan yang muncul tadi disimpan atau dipikirkan matang-matang, dan ditunggu waktu yang tepat untuk menulisnya. Selama masa pengendapan konsentrasi penulis usahakan hanya pada gagasan itu saja.

Penulis yang sabar memang membiarkan ide atau gagasan itu membentuk dirinya di bawah sadar, sampai tiba masa "hamil besar" gagasan itu siap dituliskan. 

Kedengarannya agak filosifis memang. Oleh karenanya jangan paksa dirimu melahirkan sebelum waktunya tiba. Biarkan saja masa inkubasi berlangsung secara wajar.

3. Inspirasi

Inilah saat kelahiran. Yakni saat dimana tiba-tiba seluruh gagasan menemukan bentuknya dan amat ideal.

Ada desakan kuat yang menggebu untuk segera menulis dan tidak bisa ditahan-tahan lagi. Apabila inspirasi dibiarkan lewat bagitu saja, maka "bayi" gagasan akan mati sebelum dilahirkan.

4. Penulisan

Ketika inspirasi telah muncul segeralah menulis. Keluarkan segala hasil inkubasi selama ini. Tuangkan semua gagasan, muntahkan semuanya tanpa tersisa dalam sebuah bentuk tulisan yang direncanakan. Jangan menilai mutu tulisanmu dulu. Itu nanti pada tahap berikutnya.

Karena yang kau tulis adalah sebuah karya kasar, sebuah draft belaka. Sebuah spontanitas!

5. Revisi

Setelah "melahirkan" gagasan berupa tulisan. Rehatlah sejenak, buatlah rileks jiwa maupun ragamu.

Saat masa dramatis melahirkan tulisan usai, buka folder, buka laci, dan baca kembali hasil tulisan kasar itu.

Periksalah dan nilailah berdasarkan pengetahuan dan apresiasi yang kau miliki. Edit buang, edit tambah. Pindahkan ke atas, ke tengah, ke bawah. Potong, tambal, dan jahit berdasarkan rasio, nalar dan pola bentuk. Lalu tuliskan kembali hingga mendekati ideal. Seperti itulah proses revisi atau editing.

6. Proof Reading (tahapan tambahan)

Mintalah naskahmu dibaca oleh seseorang. Orang yang menurutmu independen dan bersikap obyektif, agar tidak ragu-ragu berkata jelek atau bagus kepada kita penulisnya.

Anda ingin menjadi penulis? Untuk itu penting bagi kau mencari ide-ide, gagasan, permasalahan, dan makna-makna. Kesibukan sedemikian rupa menjadikan dirimu orang yang kreatif yang selalu terlibat dalam kehidupan secara pekat atau intens. Itu bekal utama.

Bagaimana ide itu dapat dengan baik dan tuntas dituangkan dalam bentuk cerpen? Maka dari itu kita ada di sini, saudara-saudaraku!

Siapapun yang pernah terlatih bermain bulutangkis, kemudian tidak pernah bermain lagi selama 20 tahun misalnya, tentu ia akan menjadi seorang pemula lagi. Begitu pula dengan menulis cerpen. Sebulan saja tidak menulis, maka saya menjadi seorang pemula lagi.

MENJARING IDE

Tangkapan Layar dari _katahatikita (Instagram)
Tangkapan Layar dari _katahatikita (Instagram)
1. Membaca

Adalah hal aneh apabila seorang penulis tidak pernah membaca karangan atau karya orang-orang (penulis) sebelumnya.

Dalam riwayat para penulis cerpen Indonesia terlihat bahwa mereka ini pada mulanya banyak membaca cerpen-cerpen termasyhur karya penulis dalam dan luar negeri. Baik dari dunia Barat maupun dari Asia.

"Apa yang kau tulis mencerminkan apa yang telah kau baca", begitu kata orang bijak. Perlu dicamkan, untuk menjadi penulis tidak hanya mermodal khayal, sebab penulis bukanlah pengkhayal! 

Penulis itu seorang pemikir (dengan menggunakan otak kanan), hanya hasil ide atau gagasannya akan berkembang di dalam pikiran pembacanya.

Terkadang ada pertanyaan bodoh seperti ini:

"Apa yang harus saya ceritakan untuk sebuah cerpen?". Seorang penulis dapat bercerita tentang apa saja. Tetapi kita tidak menceritakan segala sesuatu atau tentang segala sesuatu. 

Jadi meskipun kau dapat bercerita tentang banyak hal, kau tidak dapat menceritakan banyak hal itu dalam karya-karyamu. Tiap penulis mempunyai pusat-pusat perhatian yang khas. Itulah tema cerita.

2. Observasi Dasar

Bagaimana caranya? Berdasarkan pengalaman hidup. Obsesi atau pertanyaan-pertanyaan dasar yang membuat seorang penulis tergerak untuk menulis setiap ia menyaksikan sebuah peristiwa kehidupan.

Pun berdasarkan ia membaca gejala kehidupan, maka makin banyak sumber ilham untuk pemikiran yang bisa dipakai sebagai amunisi menulis.

Apa saja dapat menjadi sasaran pemikiran atau perenungan penulis. Dengan mengamati banyak gejala, ia akan memperoleh suatu gambaran esensial. Maka semua peristiwa nyata atau tidak nyata dapat menjadi sasaran untuk penyampaikan pendangannya melalui tulisan.

3. Kenali Muasal Ide:

  • Dari mata (banyak jalan-jalan, banyak baca, banyak menonton)
  • Dari telinga (banyak mendegar, bukan banyak bicara)
  • Dari Imajinasi (banyak melamun, tetapi bukan melamun yang bukan-bukan)

"Sebuah cerpen tak perlu ada pembuka dan penutup--gambarkan senjata tergantung di dinding--suatu ketika senjata itu akan diambil." (Anton Chekov). 

Mari Menemukan Ide

Pada bagian ini saya akan mengajak kau untuk mulai menulis. Mari membayangkan cerpen yang akan kita buat. Dari mana dan bagaimana memulainya? Sangatlah mudah. Kau sudah tahu kata kunci yang bisa digunakan, yaitu: IDE

Apabila kau tidak terlalu banyak punya ide, perhatikanlah dorongan apa yang kau punya. Apa yang mendorong aku? 

Apa yang membuat aku sangat berhasrat, bersemangat, bergairah, geregetan, gemes, dan hal-hal memotivasi lainnya. Atau hal sebaliknya. Adakah hal yang membuatku marah, sedih, susah, patah hati.

Apabila sudah menemukannya:

Catat

Catat seadanya saja, tidak perlu khawatir dengan struktur dan logika. Biarkan mengendap di bawah sadar. Bisa dicatat di buku, di ponsel, lalu rapikan catatan itu di laptop/komputer dan rajin-rajin untuk menengoknya

Tujuan

Tidak ada bentuk penulisan yang salah, kata Ayu Utami. Salah tidaknya bentuk penulisan bergantung pada tujuan. Oleh karenanya tentukan tujuanmu!

Tujuan pun tak perlu terlalu jelas atau tajam, cukup samar-samar boleh juga, asalkan dalam perjalanan menulis nanti nanti bisa diperjelas dengan: untuk siapa aku menulis? Apakah aku menulis untuk dibaca orang orang banyak, khalayak terbatas, atau untuk diri sendiri. Apakah aku menulis untuk mencari penghasilan tambahan, atau untuk kepuasan batin.

Rumuskanlah idemu dengan kalimat: "Saya mau menulis cerpen tentang.......

Gunakan tahap-tahap menulis yang sudah kita bahas di atas.

Rancang Proses Penggarapan Ide

  • WAKTU (Tentukan waktu penggarapan)
  • JENIS (Tentukan jenis tulisan)
  • BAHAN (Tentukan referensi penggaya tulisan)

Selesaikan Apa yang Sudah Ditulis

Tentu saja apabila orang mau menulis cerita memang ia bermaksud untuk bercerita. Dan tentu pula ada bahan yang harus diceritakan. 

Mana yang lebih dulu muncul: cerita atau sesuatu yang ingin diungkapkan lewat cerita itu? Jawabannya pasti berbeda-beda. Semuanya tergantung dari mana ide itu bermula. Setelah kita mulai menulis:

1. Jangan baca sebelum kelar
2. Selesaikan tepat waktu
3. Endapkan, baca, dan sunting lagi

Apa yang Disebut Pembukaan Cerita?

  • Kalimat awal atau pertama
  • Pemaparan cerita pada paragraf-paragraf di bagian awal cerita
  • Bagian-bagian awal ketika cerita dimulai, misalnya pada halaman pertama buku, dimana diandaikan pembaca langsung TERPIKAT

KENAPA PEMBUKAAN CERITA PENTING

  1. Pembukaan cerita ibarat "cinta pada pandangan pertama"
  2. Ia ibarat sebuah janji, sekaligus bujukan atau rayuan, yang membuat pembaca menjadi tertarik
  3. Ia bisa menjadi "ciuman kecil" yang membuat pembaca terpesona, dan ingin terus atau kembali menikmatinya

PRINSIP DASAR MEMBUKA CERITA

Bagaimana membuka cerita dengan cara menarik, memilih momen yang kuat yang bisa membuat pembaca langsung tertarik pada cerita. Atau menceritakannya dengan BAHASA/GAYA yang menarik

BEBERAPA KUNCI PEMBUKAAN

  1. Mulai dari momen-momen penting, atau momen genting (konflik)
  2. Pengenalan karakter atu tokoh yang menarik, unik, memikat
  3. Permainan emosi, pembukaan yang puitis atau filosifis (view point of life)
  4. Kalimat provokasi, yang menggoda, atau langsung meneror
  5. Percakapan atau dialog yang "tangkas" dan membuat penasaran
  6. Pelukisan suasana, bisa lanskap pemandangan atau deskripsi dengan yang dikisahkan dengan detail dan memikat
  7. Menyodorkan teka-teki, rasa penasaran, atau suasana ketakutan

BEBERAPA TIPS RAHASIA MENULIS CERITA

RAHASIANYA ADALAH... TAK ADA RAHASIA

Mohon maaf bagi penulis senior atau kawakan yang sudah terlanjur baca artikel ini, bukan bermaksud sotoy hihihi...

[Diolah dari berbagai sumber "Menulis Kreatif"]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun