Mohon tunggu...
Bambang Syairudin
Bambang Syairudin Mohon Tunggu... Dosen - Bams sedang berikhtiar untuk menayangkan SATU per SATU PUISI dari SEMBILAN rincian PUISI tentang MASA DEPAN. Semoga bermanfaat. 🙏🙏

========================================== Bambang Syairudin (Bams), Dosen ITS ========================================== Kilas Balik 2023, Alhamdulillah Peringkat # 1 ========================================== Puji TUHAN atas IDE yang Engkau alirkan DERAS ==========================================

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Daftar Judul Puisi: Arsip Puisi Bagian Kedua Puluh Enam

28 September 2023   03:12 Diperbarui: 15 Desember 2023   15:53 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi merupakan dokumen karya pribadi (Karya Bambang Syairudin) 

Daftar Judul Puisi: Arsip Puisi Bagian Kedua Puluh Enam

(Arsip Wajah Puisi Bams)

Daftar judul puisi dari arsip puisi bagian kedua puluh enam ini merupakan kelanjutan dari daftar judul puisi dari arsip puisi bagian kedua puluh lima, dan hanya berisi daftar judul puisi, bukan berisi konten puisi.

Judul-judul puisi tersebut disusun berdasarkan kronologis penayangannya hingga jumlahnya mencapai seratus judul puisi. Setelah bagian kedua puluh enam ini berisi seratus judul puisi, maka akan dilanjutkan ke bagian kedua puluh tujuh.

Daftar judul puisi di dalam daftar isi di bawah ini pada awalnya adalah kosong.
Kemudian setiap harinya, jika ada puisi yang tayang atau jika ada puisi yang akan dijadwalkan tayang, maka perlahan-lahan daftar isinya akan terisi hingga jumlahnya mencapai 100 judul puisi.

DAFTAR ISI (Daftar Judul Puisi):

1. Nano Puisi | Rencana Merinci Mudah

2. Nano Puisi: Mudah Memaafkan

3. Nano Puisi: Mudah Mengakui Kesalahan

4. Nano Puisi: Mudah Mengikhlaskan

5. Nano Puisi: Mudah Memberikan Jalan

6. Nano Puisi: Mudah Disatukan

7. Nano Puisi: Mudah Disadarkan

8. Nano Puisi: Mudah Diajari

9. Nano Puisi: Mudah Dinasehati

10. Nano Puisi: Mudah Mempermudah

11. Fibonacci Puisi | Rencana Merinci Beragam Keinginan

12. Fibonacci Puisi: Keinginan Selalu Sehat

13. Fibonacci Puisi: Keinginan Bermental Kuat

14. Fibonacci Puisi: Keinginan Selamat

15. Fibonacci Puisi: Keinginan Selalu Dekat Kerabat

16. Fibonacci Puisi: Keinginan Dijauhkan Beban Berat

17. Fibonacci Puisi: Keinginan Rasakan Nikmat Manfaat

18. Fibonacci Puisi: Keinginan Agar Tak Ada yang Menghambat

19. Fibonacci Puisi: Keinginan Agar Selalu Memenuhi Syarat

20. Fibonacci Puisi: Keinginan Berpikir Cepat dan Tepat

21. Puisi | Rencana Merinci Tumbuhkan Cinta

22. Nano Puisi: Tumbuhkan Cinta kepada Gusti

23. Micro Puisi: Tumbuhkan Cinta kepada Hati

24. Macro Puisi: Tumbuhkan Cinta kepada Diri

25.Fibonacci Puisi: Tumbuhkan Cinta kepada Ayah Ibu

26. Nano Puisi: Tumbuhkan Cinta kepada Waktu

27. Macro Puisi: Tumbuhkan Cinta kepada Guru

28. Micro Puisi: Tumbuhkan Cinta kepada Ilmu

29. Fibonacci Pusi: Tumbuhkan Cinta kepada Kawan

30. Fibonacci Pusi: Tumbuhkan Cinta kepada Lawan

31. Puisi | Rencana Merinci Demokrasi

32. Micro Puisi: Demokrasi Penalaran

33. Micro Puisi: Demokrasi Perasaan

34. Macro Puisi: Demokrasi Berucap

35. Macro Puisi: Demokrasi Bersikap

36. Nano Puisi: Hati yang Berdemokrasi

37. Nano Puisi: Cinta yang Berdemokrasi

38. Fibonacci Puisi: Mendemokrasikan Tujuan Keinginan

39. Fibonacci Puisi: Mendemokrasikan Hak serta Kewajiban

40. Fibonacci Puisi: Mendemokrasikan Kasih dan Kepentingan

41. Puisi | Rencana Merinci Perang 

42. Macro Puisi: Perang Lahir 

43. Nano Puisi: Perang Batin 

44. Micro Puisi: Perang Lahir Batin 

45. Micro Puisi: Melarang Dilarang Perang 

46. Micro Puisi: Dilarang Melarang Perang 

47. Macro Puisi: Perang yang Dilarang 

48. Fibonacci Puisi: Memerangi Keisengan untuk Berperang 

49. Fibonacci Puisi: Mencermati Pemicu yang Menyulut Perang 

50. Fibonacci Puisi: Dukung Mendukung Pihak yang Sedang Berperang 

51. Puisi | Rencana Merinci Curang

52. Macro Puisi | Ikut-ikutan Curang

53. Macro Puisi | Dibiarkan Curang

54. Micro Puisi | Ketahuan Curang

55. Micro Puisi | Keduluan Curang

56. Nano Puisi | Jika Lebih Curang yang Mencurangi

57. Nano Puisi | Jika Lebih Curang yang Dicurangi

58. Fibonacci Puisi | Bayangkan Jika yang Curang Selalu Menang

59. Fibonacci Puisi | Bayangkan Jika yang Menang Selalu Curang

60. Fibonacci Puisi | Bayangkan Jika yang Kalah Tak Pernah Curang

61. Puisi | Rencana Merinci Memilih Penguasa 

62. Nano Puisi: Memilih Penguasa Perasaan 

63. Micro Puisi: Memilih Penguasa Pikiran 

64. Macro Puisi: Memilih Penguasa Pilihan 

65. Micro Puisi: Memilih Penguasa Ucapan 

66. Nano Puisi: Memilih Penguasa Gerakan 

67. Fibonacci Puisi: Memilih Penguasa Ketauladanan 

68. Fibonacci Puisi: Memilih Penguasa Kebahagiaan 

69. Macro Puisi: Memilih Penguasa Kepedulian 

70. Macro Puisi: Memilih Penguasa Keadilan 

71. Puisi: Rencana Merinci Terpilih 

72. Macro Puisi: Terpilih Menepati 

73. Macro Puisi: Terpilih Mengingkari 

74. Fibonacci Puisi: Terpilih Kembali ke Sifatnya yang Asli 

75. Fibonacci Puisi: Terpilih Lompat Tidak Sampai Selesai 

76. Nano Puisi: Terpilih Ingin Dipilih Lagi 

77. Micro Puisi: Terpilih Sulit Ditemui 

78. Nano Puisi: Terpilih Tulus Ikhlas Mengabdi 

79. Micro Puisi: Terpilih Membangun Negeri 

80. Macro Puisi: Terpilih Membangun Dinasti 

81. Puisi: Rencana Merinci Tertampil 

82. Nano Puisi: Tertampil pada Senyum 

83. Nano Puisi: Tertampil pada Tangis 

84. Micro Puisi: Tertampil Sekejap 

85. Micro Puisi: Tertampil Abadi 

86. Macro Puisi: Tertampil Kini 

87. Macro Puisi: Tertampil Nanti 

88. Macro Puisi: Tertampil Pasti 

89. Fibonacci Puisi: Tertampil Diam Sembunyi Tertampil Lari 

90. Fibonacci Puisi: Tertampil Tak Berdaya Kemudian Mati 

91. Puisi | Rencana Merinci Seperlunya 

92. Macro Puisi | Memandang Seperlunya 

93. Macro Puisi | Mengenang Seperlunya 

94. Micro Puisi | Berpendapat Seperlunya 

95. Micro Puisi | Berdebat Seperlunya 

96. Nano Puisi | Berdiskusi Seperlunya 

97. Nano Puisi | Berpuisi Seperlunya 

98. Fibonacci Puisi | Janganlah Memaksakan Seperlunya Saja 

99. Fibonacci Puisi | Janganlah Berlebihan Seperlunya Saja 

100. Fibonacci Puisi | Seperlunya dan Biasa-Biasa Saja


Catatan:
Daftar judul puisi dari arsip puisi bagian kedua puluh enam ini hanya berisi daftar judul puisi, bukan berisi konten puisi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun