Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menghangati Pagi

4 November 2022   06:45 Diperbarui: 4 November 2022   07:00 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi berdasar twitter Gregorio Catarino

Saat ini sudah musim penghujan. Mentari terbit kesiangan. Bersiap menyibak suasana kelam. Mumpung mendung sedang tertidur diam.

Selama masih ada ruang riang, dijalani saja menuju siang. Senang ditemani rintik hujan. Itu bukanlah halangan.

Secangkir teh menghangatkan bibir. Seruput demi seruput, terkadang terasa nglangut. Kekecewaan hati barusan singgah sebentar. Berdegup tenang tiada bergetar. Tidak seperti kemarin. Dada merekah pecah. Terbakar oleh kobaran api cemburu cinta.

Lalu cahayanya mulai meredup. Secangkir teh dan burung menjadi tempat berbagi. Rasa, pikiran, kegembiraan, dan lamunan. Diringkas dan diubah. Maunya dijadikan harapan.

Namun karena kejadiannya baru kemarin, tak mudah menaklukkan ingin. Ku tumpahkan semuanya kepada burung pagi.  Tetapi tetap tersisa rasa nyeri.

Burung pagi lalu  berkicau. Seakan tahu beban hatiku saat ini. Ia tak mau terbang, sebelum aku ikut bernyanyi. Katanya itu pereda beban,  di saat hati sedang  kacau.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun