Menjelang subuh, hujan gerimis menyapa ritmis. Tanah agak basah. Suara rintiknya direkam bebatuan untuk kenangan.
Sepagi ini, kuajak vespa tuaku untuk melewati basah batu. Rekaman simphoni hujan itu ingin kuputar tengah malam, saat mata masih sulit terpejam.
Rasanya pagi ini cukup berkeliling di dalam kompleks perumahan saja. Biarkan suara knalpotnya menggoyang sepi. Kadang mirip suara tambur. Bertalu-talu kadang pecah berdebur.
Jika dihayati, gerak roda tua terasa lamban. Berilah kesempatan agar ia mampu menyiulkan kenang lama. Siapa tahu masih mampu bernada.Â
Jalanan memang tidak sesepi dulu lagi. Tetapi cukuplah untuk melapangkan kenangan. Â Khasanah bungah, masih mampu membuat sisa hidup ini renyah.
Bersama vespa tua di pagi, lalu ingat sesanti : "Invia virtuti nulla est via". Jika menjaga bajik, perjalanan hidup ini akan semakin mulus dan baik. Â