Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Masih Tersisa Hujan Pagi

5 Agustus 2022   18:36 Diperbarui: 5 Agustus 2022   18:39 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo karya Fan Ho berjudul "Rainy Day" tahun 1958  -  Bersumber dari twitter Louise

Langit terkesan cerah, walau tadi pagi gerimis ringan lagi. Ritmis tercampur suara tangis. Kemarin ada tanda perpisahan berkali-kali.

Di saat sedang resah, biji kepasrahan berangsur pecah. Ia mendekat ke sumber mata air kesabaran dan kepasrahan. Barangkali seteguk dua teguk cukuplah sudah, untuk mengobati rasa gundah. Saat berpaling sebentar, biji kesabaran mulai tumbuh tidak meliar.

Besuk pagi ingin jumpa angin semilir di pesisir. Berkehendak menyaksikan proses hilangnya buih saat diterpa angin. Terkesan buih itu tak pernah ada. Padahal ia lama mengada.

Khasanah diri pribadi sering hilang seperti buih. Di sana tersimpan kumpulan kesan yang paling  menyakitkan dan membahagiakan ketika sendiri atau berpasangan.

Ingin rasanya tetap gagah berdiri. "Ngadeg ing pucuking gunung, gujengan srengenge wulan". Ternyata alam sangatlah paham proses menjadi sedih yang berkepanjangan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun