Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gelisah di Kemarau Basah

4 Juli 2022   18:59 Diperbarui: 4 Juli 2022   19:03 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo karya Naoto "Rainy Night in Tokyo"  -  Bersumber dari twitter Futura

Rintik gerimis, ritmis menggubah bunyi. Di antara desah panjang, ada nada terselip di kerinduan yang basah. Di awal bulan Juli, rintik Juni masih setia mengikuti.

Kemarau basahkah ? Kuncup tanaman mulai kering gelisah. Menunggu nutrisi alami, ingin kembali tersenyum cerah.

Berjalan dilindungi payung. Di negeri asing, terasa sepi sendiri. Ada nyala buta di sana. Meraba-raba, di hiruk Tokyo. Sepi pun makin meninggi.

Jejak bunga mulai terasa hilang. Makin kangen diburu, malah lenyap tak menentu. Musim masih enggan menanggalkan kumpulan daun-daun.

Terjebaklah kita ? Ditipu oleh bayang yang berbeda. Di kala galau, terdengar suara bernada kacau. Tak jelas, apakah hanya sekedar mengumandang saja, lalu dibiarkan hirau.

Bila nanti hujan berubah menjadi rintik gerimis, semoga langkah kaki semakin santai. Di kemarau basah ini, harapan tak mungkin gontai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun