Wilayah jiwa, tepercik api cinta, kuat aroma. Ia mengada, di pandangan pertama, bersemi cinta. Cinta pun paham, gerak geriknya alam, terbebas dendam. Meskipun takluk, tetap berbesar hati, pegang kendali.
Rimbunnya alam, tentulah sangat paham, memeram dendam. Ingin sendiri, tak usah ditemani, sehingga nanti. Siapa tahu, seperti dulu lagi, saling membantu.
Derita cinta, tebarkan benih asa, bersama-sama. Menempuh hidup, cinta makin berdegup, tidak meredup.
Reranting itu, butuh dukungan cabang, setia kawan. Jika sendiri, kendali dan emosi, perang tak henti. Siap tuk pilu, sedih sabar terlalu, asalkan tahu.
Setelah pisah, ke mana kau pergi, ku tak peduli. Jika kembali, ku pikir-pikir lagi, berjuta kali.
Rimbunnya alam, tentu sangatlah paham, berpatah hati. Â Daun mengering, ranting batang menguning, gersang terbayang. Tak usah dendam, hadapi kenyataan, berhati lapang.