Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Demi Sebuah Nama

28 Mei 2022   05:23 Diperbarui: 28 Mei 2022   05:24 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri  -Besubroto

Menyandang nama besar, dibayangkan anti gusar. Mungkin pernah merasakan arti damai dalam kurun lama atau hanya sebentar. Kadangkala merasakan nikmatnya rasa cukup. Dalam perjalanan itu, pernah paham makna kata tumbuh dan kaya, walau   mengalaminya belumlah tentu.

Kemasyhuran tidak serta merta menyempurnakan kerendahan hati. Integritas, diburu hingga tuntas, tetapi sulit bertahan dari awal hingga akhir. Dalam perjalan panjang, selalu ada yang disembunyikan tanpa berpikir.

Manusia, pada hakikatnya merindukan wangi bunga. Kata dan tindakan adalah porosnya. Dari sinilah asal usul aroma wangi sebuah nama.

Saat bunga masih mekar, decak kagum menghampar. Dikagumi habis-habisan. Diciumi tiada bosan. 

Seiring dengan perjalanan waktu, banyak hama yang mengganggu. Iri hati sesama penghuni alam, dipicu kagum bercampur dendam.

Lalu beterbanganlah kupu-kupu. Ada yang mendekati, tapi mulai banyak yang menghindari hamparan. Kepak sayap yang ringkih, mengingatkan bahwa hidup itu senang sekaligus sedih.

Memang ada saja yang memantaskan diri sebagai bunga. Inginkan harum nama, wangi reputasi jadi andalannya.

Tetapi, kemurahan hati itu apakah mampu mempertahankan mewangi ? Semakin mendekati masa gugur bunga, putiknya mulai letih. Demi sebuah nama, akhirnya kita tahu mana batasnya, agar tidak terlalu duka dan sedih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun