Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mengaca Itu, Jangan di Air Keruh

28 Januari 2022   19:46 Diperbarui: 28 Januari 2022   19:47 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengaca itu, jangan di air keruh, dan terpengaruh. Berkacalah di wajah fajar terpancar, rona "sumringah". Lintasi lembah, lepas dari lilitan, akar yang liar. 

Bertemu danauMu, bunga menunduk, teramat khusyuk. Karena tenang, gelombang kebisuan, tersamar hilang.

Damai itu, idaman insan, beraneka ragam. Air yang tenang, tak tanya identitas, terasa bebas. Sesama makhluk Tuhan, ingin damai, tak bertikai.

Mengaca itu, jangan di air keruh, nanti kan gaduh. Hujat menghujat, lupa pada bhineka merasa hebat. Gaduh meriuh, dan bergemuruh, dampak diunduh. Kontra produktif, karna sangat sensitif, jadi reaktif. Jika merasa pintar, bukan berkoar, kurangi kibar.

Tunggulah malam, sayap-sayapnya tenang, redam hatimu. Hati merendah, dampak diunduh, meniadakan riuh. "Salah lan seleh", akui salah, tunduk putusan hukum.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun