Hidup yang lentur, meliuk-liuk saja, selagi bisa. Anggap menari, beradaptasi, goyang gerakan bumi.
Tidak teratur, kadang diterpa angin, diguyur hujan. Angan pun basah kuyup, dingin mendekam.
Kini ku ingin debur, hidup monoton, sangat teratur. Hari yang rutin, dari pagi ke malam, nir perubahan.
Terkadang meliuklah, saat bergoyang, raga pun riang. Rimbun tersibak, daun menari kecak, terkesan rancak. Jari angan-angannya, kadang ke kiri, kadang ke kanan. Gelap dan terang, menyapa bergantian, ramah menawan.
Meliuk itu seni, tenteram hati, menepis sepi. Bunga tersenyum, lebar di kulum, ada kawan setia. Di alam bebas, gerak tarian massal, tiada batas.
Hidup yang lentur, meliuk-liuk saja, selagi bisa. Pasti berguna, seperti alam raya, ciptaan Maha.