Pagi itu awal. Ia mengawal seluruh hari tanpa pilih kasih. Jika berseri, ia akan menghangati semua. Lepas sedang berbahagia, atau sedang berduka. Saat fajar atau subuh, berangkat tenang tak pernah riuh.
Tapi masalah pelik tak mungkin ditampik. Datang bergantian, mencari perhatian. Berawal dari riak kecil, lama-lama menjadi gelombang. Kecil berpotensi besar. Sedikit berpotensi banyak.
Mentari tak pernah mengumbar janji. Ia tetap terbit, lepas ada yang senang atau sengit. "Janji yang terukur, membuat hati bersyukur".
Saat langit tergelar terang, rasa gelisah mulai bermunculan. Ternyata selama ini kita terlalu banyak berjanji yang tidak ditepati. Janji palsu, diucapkan tanpa rasa malu.
Berjalan gagah di pantai pagi, mestinya tidak menyemai bibit gelisah. Tapi pagi ini, terasa resah, karena malam tadi kita berpisah.