Gerimis datang sepanjang pagi. Menghalangi sinar mentari. Sepertinya tak ada beda. Pagi, siang, dan malam. Gerimis akhir bulan November memang luar biasa.
Berhenti di saung sunyi. Ikan menyambut, berkecipak riang. Sebentar lagi datang makanan yang ditebarkan.
Gerimis ritmis. Ada nada senyap, dan bunyi sunyi. Burung di sawah sebelah bersarang sepi. Lahan terjepit sempit. Wisata sedang belajar menjadi raja.
Jerami ikhlas dijadikan atap. Terkena gerimis, rambut basahnya terurai. Â Di selanya terlihat setetes rindu.
Kita sepertinya nyaman terhadap suasana dingin. Hingga hati ini hangat berbunga-bunga. Tinggal dua bulan lagi menikah dengan  mantap. Tercapai sudah segala ingin.
Ingin rasanya segera membuat resolusi. Tentang masa depan berdua suami isteri.Â
Pasti, getir akan ditampik. Gemuruh cinta  terus digelorakan. Tak pernah gundah terhadap perubahan cuaca.
Setiap waktu kita naik ke ruas tertentu. Memanjat pelan, berniat baik. Membawa perasaan pernah di bawah. Agar ketika di atas nanti tidak melulu berburu mewah.
Bercermin menjadi kebutuhan hati. Entah pagi, siang, Â malam. Dalam terang atau muram.