Di resto Korea kemarin, saat kita berdua, ada dua tanda tanya besar. Kamu tidak yakin bahwa aku setia. Aku pun demikian juga.
Kita bayangkan, masing-masing berpetualang mencari pembeda. Jadinya suka berburu yang asyik-asyik saja.
Kita pesan paha ayam. Mencari sensasi pembeda. Semua paha sama, tapi bila cara penyajiannya berbeda, mampu menjadi kenang terbarukan.
Di resto ini tidak tersedia tempat cuci tangan. Kita pun tidak elok jika saling bercuci tangan juga. Ayolah belajar pertanggung jawaban.
Maaf. Maaf. Aku terlalu idealis. Padahal zaman sudah pragmatis. Sudah tidak sreg lagi berpikir filosofis.
Mari kita selami cara kekinian dalam bercinta. Sakit itu biasa. Kenapa mesti terlalu lama dirasa. Itu rugi namanya.