Luka terkadang jahat. Aku harus menyembuhkannya sendiri. Aku harus cepat-cepat melupakanmu. Aku harus berhenti bersedih. Aku harus ...
Mungkin kini tidak bersabar untuk menjemput rasa bahagia. Sepertinya sudah dijajah oleh yang instan-instan saja.
Bahagia pun dikira instan. Hanya sedikit waktu, ingin nikmat melulu.
Pernahkah ditikam dengan senyuman ? Rasanya seperti disunat dengan sembilu. Lukanya sih tak dalam. Tapi perihnya tak berkesudahan.
Ku ingin meremajakan kulit luka itu. Biar tidak belang-belang, agar tambah cemerlang.
Sekarang, silakan terbang. Jika sudah bosan tak apa pulang. Â Barang kali lelah, atau mungkin sudah mulai gundah.
Ranting yang kau hinggapi itu tempat favoritmu dulu. Kamu krasan berayun-ayun bersama angin. Kadang menunduk, lebih banyak menengadah.
Rasa hati, kau ingin kembali. Dan tak mau menikam lagi.