Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ditikam Keterlukaan

13 Oktober 2021   11:55 Diperbarui: 13 Oktober 2021   11:56 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Luka terkadang jahat. Aku harus menyembuhkannya sendiri. Aku harus cepat-cepat melupakanmu. Aku harus berhenti bersedih. Aku harus ...

Mungkin kini tidak bersabar untuk menjemput rasa bahagia. Sepertinya sudah dijajah oleh yang instan-instan saja.

Bahagia pun dikira instan. Hanya sedikit waktu, ingin nikmat melulu.

Pernahkah ditikam dengan senyuman ? Rasanya seperti disunat dengan sembilu. Lukanya sih tak dalam. Tapi perihnya tak berkesudahan.

Ku ingin meremajakan kulit luka itu. Biar tidak belang-belang, agar tambah cemerlang.

Sekarang, silakan terbang. Jika sudah bosan tak apa pulang.  Barang kali lelah, atau mungkin sudah mulai gundah.


Ranting yang kau hinggapi itu tempat favoritmu dulu. Kamu krasan berayun-ayun bersama angin. Kadang menunduk, lebih banyak menengadah.

Rasa hati, kau ingin kembali. Dan tak mau menikam lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun