Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Kurma

The Power of Sungkem

13 Mei 2021   10:37 Diperbarui: 13 Mei 2021   10:47 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Saya sudah terbiasa sungkem kepada bapak dan ibu, bila Idul Fitri tiba. Durasi waktu sungkem relatif lama. Bapak ibu duduk di kursi, saya berjongkok di depannya. Saya menunduk mencium dhengkul. Mereka memegang pundak saya.

Saya selalu gagal mengucapkan kata-kata. Baik dalam bahasa Arab, Indonesia, atau Jawa. Tapi kita sama-sama paham, bahwa itu sungkeman. Lebih dari permohonan maaf.

Bapak atau ibu saya juga begitu. Mereka lupa ngendikan berkata-kata. Tangan kiri memegang pundak, tangan kanan mengelus-elus kepala saya. Terasa enerji positif mengalir hangat.

Hati saya nggregel tersentuh. Setelah sama-sama berdiri, bapak dan ibu masih memberi bonus, dengan memegang pundak serta menggoyang-goyangkannya.

Ketika makan bersama, ibu masih sangat ingat kesukaan saya. Beliau ambil, dipindahkan ke piring saya. Juga tanpa kata-kata.

Setelah bapak dan ibu berpulang menghadapNya, the power of sungkem hilang tiada. Anak-anak saya mengirim pesan dari jauh. Isinya seperti yang lainnya. Ada gambar, ada ucapan, yang nyaris sama dengan yang lain.

Sungkem tidak mungkin tergantikan dengan kecanggihan teknologi. Tetapi untuk melaksanakan itu semua, membutuhkan penghayatan tersendiri. Pasti ada yang berkomentar : "Hari gini masih sungkem-sungkeman ?" Kuna ah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun