Mohon tunggu...
bambang riyadi
bambang riyadi Mohon Tunggu... Praktisi ISO Management Sistem dan Compliance

ISO Management System and Compliance Practices. https://www.effiqiso.com/ is my blog about ISO 9001, ISO 14001, ISO 45001, and ISO 45001 topics. Menulis Buku: The Best Way to Keep Your ISO 50001 Certification Current, ISO 9001:2015: A Useful Narrative Handbook for Novices, preserving mental well-being in the digital age.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kata - Kata Sahabat yang mengubah Segalanya: "Kamu Bukan Sendiri" (Serial Ayah Tunggal : 4/7)

17 Oktober 2025   06:00 Diperbarui: 17 Oktober 2025   08:19 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jam 02.30 dini hari. Aku duduk di lantai dapur, memegang secangkir kopi dingin, mata memerah menahan tangis. Di kamar sebelah, anak bungsuku tertidur setelah demam tinggi sepanjang malam. Di meja, tumpukan tagihan menunggu: listrik, air, SPP, cicilan motor. Di ponsel, notifikasi dari kantor: "Besok rapat jam 7 pagi. Jangan terlambat."

Aku lelah. Bukan lelah fisik---tapi lelah jiwa.

6 bulan setelah istriku pergi, aku berusaha menjadi ayah sekaligus ibu. Tapi malam itu, aku merasa gagal. Aku ingin menyerah.

"Aku nggak kuat lagi," bisikku pada diri sendiri. 

Tiba-tiba, ponselku berdering. Itu sahabat lamaku, Joko.

"Gue dengar anakmu sakit. Gue bawa nasi dan susu, boleh datang?" 

Aku mengangguk, meski ia tak bisa melihatku. Lima belas menit kemudian, ia sudah di depan pintu---membawa makanan hangat, susu untuk anakku, dan senyum yang tulus.

Ia tidak banyak bicara. Ia hanya duduk di sebelahku, memegang bahuku, lalu berkata pelan:

"Kamu nggak sendiri. Anak-anak butuh ayah yang kuat---bukan yang menyerah." 

Kalimat itu seperti petir yang menyambar hatiku. Bukan karena keras, tapi karena jujur. Dan di balik kejujurannya, ada empati yang tak bisa dibeli dengan uang.

Saat Dunia Terasa Sepi, Sahabat Menjadi Jembatan

Sebelum malam itu, aku merasa harus menanggung semuanya sendiri. Aku takut dianggap lemah jika mengeluh. Aku malu meminta bantuan, seolah itu tanda kegagalan sebagai kepala keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun