Mohon tunggu...
bambang riyadi
bambang riyadi Mohon Tunggu... Praktisi ISO Management Sistem dan Compliance

ISO Management System and Compliance Practices. https://www.effiqiso.com/ is my blog about ISO 9001, ISO 14001, ISO 45001, and ISO 45001 topics. Menulis Buku: The Best Way to Keep Your ISO 50001 Certification Current, ISO 9001:2015: A Useful Narrative Handbook for Novices, preserving mental well-being in the digital age.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Istri Pergi, Tiga Anak Menangis: Saat Dunia Ayah Runtuh dalam Semalam (Serial Ayah Tunggal: 1/7)

13 Oktober 2025   19:00 Diperbarui: 16 Oktober 2025   14:48 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Pagi itu, 17 Oktober 2012, langit Jakarta kelabu. Bukan karena hujan, tapi karena hatiku yang runtuh. Istriku---satu-satunya teman bicara, mitra hidup, dan pengurus rumah tangga---meninggal dunia setelah berjuang melawan komplikasi penyakit yang datang tiba-tiba. Aku ditinggalkan bersama tiga anak: yang paling besar baru kelas 5 SD, yang tengah kelas 2, dan si bungsu baru berusia 3 tahun.

"Ayah, kapan Ibu pulang?"

Pertanyaan itu menghantamku setiap malam. Dan aku tak punya jawaban yang tak membuat mereka menangis.


Tiba-tiba, aku harus menggantikan peran yang tak pernah kubayangkan: menjadi ibu sekaligus ayah. Masak, cuci baju, urus sekolah, antar-jemput, bahkan menenangkan anak yang demam tengah malam---semua harus kulakukan sendiri, sambil tetap bekerja penuh waktu.

Tidak ada pelatihan untuk ini. Tidak ada manual. Hanya insting dan rasa takut kehilangan mereka juga.

---

Rumah yang Dulu Hangat, Kini Sunyi

Sebelum kepergiannya, rumah kami selalu penuh suara tawa. Istriku punya cara ajaib membuat nasi sisa jadi lauk istimewa, mengingatkan anak-anak minum susu tanpa marah, dan menyiapkan bekal sekolah dengan catatan kecil: "Semangat, Nak!"

Setelah ia pergi, rumah itu berubah.  
Pagi hari jadi kacau: anak-anak berebut kamar mandi, seragam belum disetrika, bekal lupa disiapkan.  
Malam hari, aku duduk sendiri di dapur, memandangi tumpukan piring kotor, sambil menahan tangis agar anak-anak tak mendengar.

Yang paling menyakitkan bukan kelelahan fisik, tapi rasa bersalah.  

"Apakah aku cukup baik menggantikan Ibu?"

"Apakah mereka merasa kehilangan kasih sayang?"

---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun