Mohon tunggu...
Bambang Kussriyanto
Bambang Kussriyanto Mohon Tunggu... Purna karya konsultan manajemen bisnis namun tetap aktif sebagai pengamat perekonomian, pelatihan wirausaha dan manajemen lembaga sosial

Seorang penggemar sejarah, hobi membaca dan menulis, menyukai wawasan kepada masa depan yang lebih baik, dan karena itu berwawasan dan bersikap positif, demokratis namun non-partisan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pernyataan Guru itu Beban Negara adalah contoh Jebakan Pikiran atau Mind-Traps dari Logika yang Tidak Sehat.

21 Agustus 2025   10:35 Diperbarui: 21 Agustus 2025   10:30 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Transkrip pernyataan Sri Mulyani: "Itu belanjanya dari mulai gaji sampai dengan tunjangan kinerja tadi, banyak medsos saya selalu mengatakan oh menjadi dosen guru itu tidak dihargai karena gajinya tidak besar".

"Ini salah satu tantangan keuangan negara, apakah ini harus semua keuangan negara atau ada partisipasi masyarakat."

Pernyataan tersebut sebenarnya merujuk pada kompleksitas alokasi anggaran pendidikan, bukan melulu gaji dan tunjangan profesi guru atau dosen yang disebutkan Sri Mulyani sebagai "termasuk di dalamnya". Disebutkan "tantangan keuangan negara" antara lain dengan memilah berbagai unsur biaya pendidikan "apakah ini harus semua keuangan negara atau ada partisipasi masyarakat." Sejauh yang saya tangkap, Sri Mulyani menunjukkan dua sumber pendanaan biaya pendidikan, "keuangan negara" dan "partisipasi masyarakat" yang perlu dipertimbangkan dalam "alokasi anggaran pendidikan". Tentang "partisipasi masyarakat" itu kita tahu salah satu bentuknya adalah pembayaran Sumbangan Pengembangan Pendidikan (SPP). SPP atau Sumbangan Pembinaan Pendidikan ini menyediakan dana operasional yang penting bagi sekolah. Bagi sekolah, terutama sekolah swasta, SPP adalah salah satu sumber pendapatan yang membantu sekolah untuk tetap beroperasi dan memberikan layanan pendidikan yang berkualitas kepada siswa. Dana SPP digunakan untuk membayar gaji guru, biaya listrik, air, dan biaya operasional lainnya. Tanpa SPP, sekolah mungkin kesulitan untuk memenuhi kebutuhan operasional mereka. Tanpa SPP, sekolah mungkin mengalami kesulitan dalam membiayai kegiatan sehari-hari mereka dan menyediakan fasilitas yang memadai.

Sri Mulyani dalam percakapannya sama sekali tidak menyebut "Guru itu beban negara".

"Guru itu beban negara" adalah buah kekeliruan Jebakan Pikiran atau Mind-traps pembuat unggahan Instagram. Bisa jadi karena ia berpikir ekstrem negatif ketika ia menafsirkan kata-kata Menkeu Sri Mulyani. Bisa jadi ia keliru jumping to conclusion tanpa memikirkan dengan teliti frasa-frasa yang diucapkan Menkeu Sri Mulyani.  Bisa jadi ia melakukan mental filter menyaring yang negatif. Mungkin dengan sengaja untuk mengangkat hal kontroversial yang mengundang orang jadi viewers dan dengan demikian menguntungkan akunnya.

Kehebohan sosial yang kemudian terjadi adalah bahwa netizens begitu saja mengambil pernyataan "Guru itu beban negara" yang diasumsikan dari Menkeu Sri Mulyani tanpa menyelidiki latar belakangnya. Menyebabkan rangkaian keresahan dan kegelisahan yang tidak seharusnya.

Semoga kehebohan sia-sia ini segera diakhiri, waktu, pikiran dan energi dapat digunakan untuk hal-hal lain yang lebih positif.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun