Mengapa begitu banyak orang di Indonesia merasa wajar menerobos lampu merah atau masuk jalur busway? Neurosains memberi jawaban sederhana: otak belajar dari pola berulang.
Pertama kali seseorang melihat orang lain melanggar aturan lalu lolos tanpa sanksi, otaknya mencatat pola itu. Ketika ia sendiri mencoba dan berhasil, sistem dopamin di limbic loop memberikan sensasi reward. Lama-lama, jalur ini diperkuat di basal ganglia hingga menjadi habit.
Inilah sebabnya berhenti di lampu merah bagi sebagian orang justru terasa "aneh," sementara melanggar terasa "normal." Dengan kata lain, otak kita sudah rewired untuk menganggap pelanggaran sebagai perilaku wajar.
Fenomena ini diperkuat oleh mirror neuron system (MNS). MNS, yang pertama kali ditemukan pada kera oleh Rizzolatti dan koleganya (1996), adalah sel saraf yang aktif ketika kita melakukan suatu tindakan dan ketika kita melihat orang lain melakukannya. Sistem ini adalah dasar dari "otak sosial" manusia.
Artinya, ketika satu pengendara masuk jalur busway, otak pengendara lain yang melihatnya langsung "tercermin," lalu terdorong menirunya. Inilah mengapa pelanggaran lalu lintas cepat menular - karena otak sosial kita bekerja dengan cara menyalin perilaku di sekelilingnya.
Dari Jalanan ke Gedung Pemerintah
Fenomena serupa berlaku dalam birokrasi. Banyak pejabat tidak langsung melakukan korupsi dalam skala besar. Mereka mulai dari "hadiah kecil," uang transport, atau fasilitas tambahan. Begitu otak mereka mencatat pola reward - uang instan, rasa dihargai, atau keuntungan jaringan - basal ganglia memperkuat jalurnya.
Setiap kali diulang, perilaku ini semakin otomatis, hingga menjadi budaya organisasi. Tambahkan efek MNS: bawahan yang melihat atasan korup akan terdorong melakukan hal serupa, seolah itu bagian dari "aturan tak tertulis."
Akibatnya, korupsi menular dari satu pejabat ke pejabat lain, dari pusat ke daerah, dan dari elit ke masyarakat bawah. Kasus-kasus besar seperti suap proyek e-KTP, mafia migas, hingga jual-beli jabatan hanyalah puncak gunung es dari habit buruk yang diperkuat sistem otak sosial.
Korupsi dan Lalu Lintas: Dua Wajah Satu Masalah
Jika kita perhatikan, pola di jalan raya dan di dunia birokrasi memiliki kesamaan: