Jumlah pemain golf semakin hari semakin bertambah. Baik dari dalam maupun luar negeri. Segmentasi pelanggannya juga berkembang. Selain pemain individu, ada juga disebut pemain corporate, pemain komunitas, dan juga pemain turis luar negeri. Selain itu ada customer group lainnya yang kita namakan sebagai mitra golf. Mereka biasanya pemilik brand atau para sponsor, agensi periklanan, media owner, event organizer khusus turnamen golf, dan sekarang tambahannya adalah para pengurus komunitas golf dan asosiasi.Â
Komunitas menjadi peranan penting di sini yang memiliki posisi tawar. Kekuatan viralnya sangat memengaruhi menjadi referensi dan memiliki rekomendasi yang kuat. Stakeholder berikutnya yang perlu diperhatikan juga dan masuk ke dalam customer group tentunya sekarang publik secara umum. Posisi humas memainkan peranan yang penting memelihara hubungan baik agar tidak ada gap dengan masyarakat sekitarnya dan juga publik secara umum melalui 'media relation'.
Keadaan terus berubah. Hari ini persepsi masyarakat Indonesia mulai bergeser; dari golf sebagai olahraga yang prestisius menjadi olahraga umum yang populer bagi mereka, termasuk generasi milenial, juga generasi Y & Z. Golf untuk semua kalangan. Golf for Everyone! Di tengah kepenatan dan aktivitas sehari-hari, menurut mereka gaya hidup harus seimbang. Golf dibutuhkan untuk menjaga kebugaran, melepaskan stres, dan mencapai kebahagiaan, feeling happy.Â
Agar lapangan golf ramai dikunjungi harus mudah dijangkau atau reachable. Kemudahan akses seperti jalan tol dan akses ke bandara juga menjadi nilai tambah tersendiri. Melalui golf dapat melatih diri untuk mengendalikan emosi dan meningkatkan kemampuan fokus berpikir, yang merupakan soft skills masa kini untuk berkarir dan berbisnis. Serta untuk bersosialisasi, menginisiasi gaya hidup teratur, sehat dan modern.
Selain secara rasional fasilitas lapangan golf dapat dirasakaan yang sesuai harga, nuansa pemandangan alam yang sangat sensual, eksotik, dan berbeda setiap waktu juga dapat ditawarkan menyeimbangkan value yang diperoleh. Baik yang menawarkan pemandangan gunung dengan sejuknya udara segar, maupun indahnya pemadangan sunset dan sunrise di daerah pantai. Golf yang biasanya dipersepsikan sebagai tempat eksklusif dan old time, kini menjadi lebih praktis, dinamis, modern dan cocok untuk semua kalangan.Â
Tidak hanya untuk senior, tetapi juga untuk junior, termasuk milenial, gen Y dan gen Z. Konsep baru ini akan menarik para golfer dari domestik hingga internasional. Kategori-kategori baru dengan tambahan fasilitas akan terus bermunculan. Selain ada konsep Golf Club, ada juga Golf Course, Golf Resort, Golf Island, dan seterusnya. Adanya driving range tampak juga menjadi keharusan.
Provider yang baik adalah lapangan golf yang dapat melayani dan mengakomodir semua kebutuhan dari berbagai macam profil pemain golf. Baik itu pola berpikir maupun pola berperilaku pegolf yang berbagai macam variasi dan kombinasinya. Ada golfer yang mempunyai kencederungan preferensi berpikir sangat analitis. Biasanya tipe ini apa-apa selalu diperhitungkan. Tidak hanya sensitivitas harga ketimbang value yang diperoleh. Semuanya juga dianalisa dan dipertimbangkan.Â
Namun bila berkomunikasi dengan mereka sebenarnya cukup simple; bicara apa adanya. Mereka tidak suka details, namun summary atau bottom line-nya saja. Direct, tanpa mau berbelit-belit. Bila mereka pegolf yang pemula, mereka akan membeli buku, mengeksplor melaui video youtube, bacaan di website atau pun majalah-majalah golf. Cukup unik sesungguhnya, mereka melakukan hal-hal yang serupa manakala mempunyai hobby olahraga lainnya, seperti: bersepeda, memancing, diving, berselancar, dan seterusnya.
Ada juga pemain golf dengan kecenderung berpikirnya lebih ke struktural. Mereka biasanya suka dengan keteraturan dan berurutan. Kalau ingin mengikuti turnamen mereka biasanya menanyakan informasi detil dan detail rundown-nya. Begitu pula bila turnamen golf-nya keluar kota, mereka akan 'well prepare'. Bila bermain golf mereka termasuk tipe yang 'rajin'. Patuh mengikuti peraturan permainan walau tidak turnamen (apalagi turnamen).Â
Bagi mereka berlaku kata-kata; disiplin, disiplin, dan disiplin. Senang berlatih menebalkan neural pathways-nya. Fungsi kerja basal ganglia otak mereka cukup baik. Jika bermain, di lapangan mereka akan menyelesaikan hole demi hole dengan rapih. Tidak ada istilah bola diangkat pada pukulan terakhir walau jaraknya sudah dekat sekali dengan lubang, misal di bawah ukuran club atau stik golf sekalipun. Para pemain di belakangnya yang tidak sabaran akan kesal menunggu. Semua permainan diselesaikan dengan rapih berurutan. Selalu berusaha 'always be arranged in the fairway area'. Cukup serius, para caddy harus bisa memahami ini. Walaupun bukan pertandingan, pencatatan score card tak boleh terlewati.
Beda lagi pegolf yang mempunyai kecenderungan berpikiran sosial. Bagi mereka tidak penting pencatatan score card. Main di hitungan berapa tidak begitu memengaruhinya. Golf handicap buat mereka juga tidak penting, sering diabaikan. Termasuk tidak terlalu memperhitungkan biaya bermain atau turnamen. Tapi bagi mereka yang terpenting bermainnya dengan siapa. Jadi kalau turnamen penempatan tim satu flight; dengan siapa dia akan bermain itu menjadi konsiderasi utama mereka.Â