Mohon tunggu...
Balya Nur
Balya Nur Mohon Tunggu... Editor - Yang penting menulis. Dah gitu aja

Yang penting menulis. Dah gitu aja

Selanjutnya

Tutup

Politik

[Podcast Imajiner] Dialog Imajiner Bersama Deddy Corbuzier Soal Palestina

31 Mei 2021   08:14 Diperbarui: 31 Mei 2021   08:17 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto mixcloud.com

PI : Iya. Pengamat yang lu undang, dan lu berkali-kali bertanya soal keterorisan itu agar lebih meyakinkan pemirsa lu. Kalau ada yang membantu Palestina, lu potong dengan pertanyaan, tapi kan disana ada Hammas.

DC : PBB juga bilang, Hammas teroris kan?

PI : Bukan PBB lah yang bilang gitu. Ya sebut saja sejumlah Negara. Lu tahulah, Israel, Amerika, beberapa Negara Uni Eropa ya semacam itulah karena Hammas memilih berjuang dengan senjata dibandingkan dengan Fatah yang berjuang melalui jalur diplomasi. Tapi begini deh. Sekarang sudah ada gencatan senjata antara Palestina dan Israel, atau boleh dibilang antara Hammas dan Israel. Pertanyaannya, sejak kapan Israel mau berdamai dengan teroris? Sejak kapan Amerika setuju berdamai dengan teroris? Kalau Hammas itu teroris nggak bakal ada genjata senjata, Boss. Mikir.

DC : Iya nanti deh gue pikirin, gue masih sibuk. Hahahahaha

PI : Ketiga, soal Hammas dan Fatah itu soal biasa dalam perjuangan melawan penjajah, Den. Ada yang memilih jalur diplomasi, ada yang memilih kekuatan senjata. Lha pahlawan-pahlawan nasional yang fotonya dipajang di sekolah-sekolah itu kan kebanyakan berjuang dengan kekuatan senjata. Mereka oleh penjajah Belanda disebut Ekstrimis.

Hammas dibentuk tahun 1987. Tergolong baru kalau kita bandingkan dengan sejarah panjang perjuangan bangsa Palestina. Artinya, jalur diplomasi gagal membawa Pelestina merdeka. Kalau nanti Palestina sudah merdeka pasti antara Fatah dan Hammas akan ada jalan keluar agar mereka bisa bersatu membangun Negara mereka.

Lu jangan anggap Hammas nggak mewakili aspirasi rakyat Palestina. Tahun 2006 mereka menang pemilu. Tapi ya gitu deh. Negara-negara yang ngaku kampuin demokrasi nggak mau mengakui. Ya kaya di Mesir gitu lah.

Dalam perjuangn memerdekakan satu bangsa, kekuatan senjata itu pasti dibutuhkan. Lu jangan bandingin dengan Negara kita yang damai ini. Disana itu lagi perang, Ded. Perang.

Ded...Ded... Yaaaaa dia tidur.

1 2 3 close the brain!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun