DC : Ya pasti adalah.
PI : Siapa?
DC : Begini ya. Secara spesifik mungkin nggak ada. Tapi kan lu tahu, gerakan pro Palestina itu kan kebanyakan dari ormas Islam dan tokoh-tokoh Islam.
PI : Tapi kan ada juga pro Palestina yang non muslim walaupun jumlahnya sedikit.
DC : Iya, gue tahu. Gini deh. Sumbangan buat Palestina dalam waktu beberapa hari saja sudah terkumpul milyaran rupiah. Kalau bukan karena sentimen agama, mana bisa kaya gitu?
PI : Lu pernah denger nggak disklaimernya para aktivis pro Palestina? "Anda Tak Perlu Jadi Muslim untuk Bela Palestina, Cukup Jadi Manusia. "
DC : Nah, itu. Itu kan berarti kampanye bahwa perang Palestina-Israel bukan perang agama.
PI : Iya. Tapi disclaimer itu udah lamaaaa banget, Ded. Lu bangunnya telat.
DC : Tapi kan tetap saja tujuannya sama, Bro.
PI : Oke deh. Kalau gitu lu cuci muka dulu. Gue akuin banyak pribadi tergerak membantu Palestina karena faktor agama. Banyak juga yang karena factor kemanusiaan, banyak juga karena berdasarkan konstitusi kita. Salahnya dimana? Gua paham sih dalam imajinasi lu, kalau karena factor agama akan berbahaya jika menyasar ke dalam negeri. Nggak bakalan,Ded. Kejauhaaaan. Oke deeh. Sekarang yang kedua. Lu bilang, Hammas itu teroris.
DC : Bukan gue yang bilang.