Mohon tunggu...
Balqis Nasheeta
Balqis Nasheeta Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Universitas Negeri Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Financial

Dampak Digitalisasi terhadap UMKM di Indonesia

1 Maret 2025   23:52 Diperbarui: 1 Maret 2025   23:52 758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Di era digital seperti sekarang, transformasi teknologi telah mengubah lanskap ekonomi global, termasuk di Indonesia. Salah satu sektor yang paling terdampak adalah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), yang merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. UMKM menyumbang sekitar 60% dari PDB Indonesia dan menyerap 97% tenaga kerja (Kementerian Koperasi dan UKM, 2021). Namun, digitalisasi membawa tantangan sekaligus peluang bagi UMKM. Artikel ini akan membahas dampak digitalisasi terhadap UMKM di Indonesia, dengan merujuk pada berbagai sumber kredibel.

1. Digitalisasi sebagai Peluang bagi UMKM

Digitalisasi telah membuka akses pasar yang lebih luas bagi UMKM. Dengan adanya platform e-commerce seperti Tokopedia, Shopee, dan Bukalapak, UMKM dapat menjangkau konsumen di seluruh Indonesia bahkan internasional. Menurut penelitian oleh Bank Indonesia (2020), UMKM yang memanfaatkan platform digital mengalami peningkatan penjualan rata-rata sebesar 30% dibandingkan dengan yang masih mengandalkan metode konvensional.

Selain itu, digitalisasi juga memungkinkan UMKM untuk mengurangi biaya operasional. Misalnya, penggunaan aplikasi manajemen inventaris atau pembukuan digital dapat membantu UMKM mengelola bisnis secara lebih efisien. Studi oleh PwC Indonesia (2021) menunjukkan bahwa 70% UMKM yang menggunakan teknologi digital melaporkan peningkatan efisiensi operasional.

2. Tantangan Digitalisasi bagi UMKM

Meskipun digitalisasi menawarkan banyak peluang, tidak semua UMKM siap menghadapi transformasi ini. Salah satu tantangan utama adalah kurangnya literasi digital. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS, 2022), hanya 40% pelaku UMKM di Indonesia yang memiliki pemahaman memadai tentang teknologi digital. Hal ini terutama terjadi di daerah pedesaan, di mana akses internet dan infrastruktur digital masih terbatas.

Tantangan lain adalah biaya awal yang diperlukan untuk mengadopsi teknologi. Meskipun biaya operasional dapat berkurang dalam jangka panjang, investasi awal untuk membeli perangkat keras, perangkat lunak, dan pelatihan karyawan bisa menjadi hambatan bagi UMKM dengan modal terbatas. Penelitian oleh Universitas Indonesia (2021) menemukan bahwa 60% UMKM menganggap biaya awal sebagai kendala utama dalam adopsi teknologi digital.

3. Peran Pemerintah dalam Mendukung Digitalisasi UMKM

Pemerintah Indonesia telah mengambil berbagai langkah untuk mendukung digitalisasi UMKM. Salah satunya adalah program "Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia" yang diluncurkan oleh Kementerian Perdagangan. Program ini bertujuan untuk mempromosikan produk UMKM melalui platform digital dan meningkatkan kesadaran konsumen terhadap produk lokal.

Selain itu, pemerintah juga bekerja sama dengan perusahaan teknologi untuk memberikan pelatihan digital kepada pelaku UMKM. Misalnya, Gojek melalui program "GoUKM" telah melatih lebih dari 500.000 UMKM dalam menggunakan aplikasi digital untuk mengelola bisnis mereka (Gojek, 2022). Program-program seperti ini sangat penting untuk meningkatkan literasi digital dan membantu UMKM memanfaatkan teknologi secara optimal.

4. Dampak Digitalisasi terhadap Perekonomian Nasional

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun