Sisi Psikologis Seorang Gadis dalam My Sassy Girl

"Jangan menjalin hubungan dengan seseorang yang belum selesai dengan masa lalunya"

Petuah ini sedemikian berkaitan dengan film My Sassy Girl. My Sassy Girl adalah sebuah film adaptasi dari film Korea tahun 2001 dengan judul yang sama. Di Indonesia film ini  tayang untuk umum di bioskop-bioskop mulai tanggal 23 Juni 2022.

Bersyukur saya dan 9 Kompasianer mendapatkan undangan untuk menghadiri gala premier-nya yang berlangsung pada tanggal 17 Juni 2022 di CGV Grand Indonesia Jakarta Pusat. Betapa meriahnya sore hingga malam itu. Ribuan orang (mayoritas generasi Z) memenuhi lantai 8 Grand Indonesia. 

Dekor CGV GI bertabur bunga Sakura serta kaya warna pink di beri aksen kuning serta warna pastel lainnya. Hari itu dresscode kami bernuansa pink, termasuk tamu undangan pria. Ternyata diantara kami banyak pria yang tidak memiliki pakaian berwarna pink. 

Apakah ini akibat "maskulin toxic" yang beranggapan bahwa pria "pantang" menggunakan warna pink? Hahaha....Ternyata Gian, si tokoh utama film ini seringkali menggunakan pakaian kemeja bernuansa pink di kombinasi warna pastel lainnya. Tidak mengurangi kesan maskulinnya tuh! Apa karena diperankan oleh Jefri Nicol yang tampan dan diidolai banyak  perempuan di Indonesia?

Photobooth Gala Premier (Dok.Pribadi)

Banyak yang sudah mengetahui jalan cerita, pemeran atau mengulas teknis film ini. Bagi saya yang belum pernah menyaksikan film ini versi Korea tidak memiliki ekspektasi apapun saat akan menyaksikan film My Sassy Girl pada gala premier. Sejujurnya saya merasakan kejanggalan saat adegan cerita pertemuan pertama antara Gian dan Sisi. 

Rasanya tidak masuk logika Sisi yang mabuk terus digendong oleh Gian sampai kamar hotel. Bagi pria baik dan berpendidikan tinggi seperti Gian pasti tidak akan kepayahan menggendong Sisi yang mabuk di stasiun besar dan modern. 

Pasti petugas sudah banyak yang membantu dan terlihat dari rekaman CCTV. Apalagi jelas kejadian tersebut di Stasiun MRT Sudirman yang aman, nyaman dan warga Jakarta di sana juga mayoritas kalangan terdidik yang senang membantu orang lain.

Sudahlah, barangkali itu ada alasan mengapa awal perkenalan mereka tidak logis. Namun saya menemukan sisi psikologis dari Sisi, nama gadis tokoh utama film yang diperankan oleh Tiara Andini. Tiara  merupakan finalis favorit saya saat ajang kompetisi vocal besar di sebuah stasiun swasta paling oke di Indonesia.