Mohon tunggu...
Balqies SalsabillaMustofa
Balqies SalsabillaMustofa Mohon Tunggu... Fakultas Ilmu Tarbiyah, Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tokoh Sufi Junaidi Al-Baghdadi

2 April 2022   23:05 Diperbarui: 2 April 2022   23:26 1820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Biografi dan Silsilah 

 

 

Junaidi Al-Bgahdadi adalah sebutan dari nama aslinya yaitu Abu Qasim Al-Junaidi bin Muhammad bin Al-Junaid al-Khazzaz al Qawariri Nihawandi Al-Baghdadi. Nama Al-Qawriri merupakan nisbat yang diberikan dari Imam Hujwiri Ibn Subki, dan Ibnu Katsir. Sedangkan nisbat Al-Bghdadi merupakan nisbat dari tempat tinggal beliau, pandangan mengenai nisbat ini dikemukakan oleh Imam Qusyairi. Adapun nisbat yang jarang diketahui dan jarang muncul di permukaan para penulis Imam Junai yakni nisbat Nihrawndi, karena nisbat ini disandarkan pada asal nenek moyangnya yang berasal dari daerah Nihawan. Nihawan terletak di provinsi Jibal, Persia. Kota Nirhawandi dianggap kota yang paling tua di provinsi Jibal. Imam Junaidi lahir pada tahun 215 Hijriah di Kota Baghdad. Imam Junaidi menghembuskan nafas terakhir kainya ketika melihat dunia di salah satu rumah yang terletak di bagian barat Bghdad. Imam Junaidi dilahirkan pada awal mula abad ke tiga hijriah, pada saat itu kondisi Bghdad telah mengalami banyak perubahan mulai dari berbagai bidang politik, ekonomi, dan spiritualitas. Ibu dari Imam Junaidi merupakan saudara perempuan dari guru sekaligus paman beliau Imam Sari As-Saqati. Ayahnya bernama Muhammad bin Junaid yang bekerja sebagai pembuat kaca.

Di waktu kecil Imam Junaidi seringkali mengikuti ayahnya bekerja sebagai pembuat kaca dan membantunya, pembuat kaca yang dijual itu dijadikan sebagai hiasan, etalase lemari. Para penulis Junaid memberikan nisbat Al-Qawariri dikarenakan beliau sebagai seorang pedagang Qawarirah yang bersinonim Tajirah, dari pandangan ini diungkapkan oleh Imam Hujwiri dan Imam Dzahabi. Ada juga yang memberi mengatakan Imam Junaidi diberi gelar Al-Khazzaz karena beberapa pendapat mengutarakan bahwa Junaid di masa remaja nya bekerja sebagai pembuat dan penjual sutra. Pandangan ini diungkapkan oleh Ibnu Majuzi dan Manawi. Dalam pandangan yang lebih kuat mengenai pekerjaan Imam Junaidi ialah beliau sebagai penjual sutra bukan pembuat sutra karena beliau dijuluki al-Khazzaz.yang artinya pemintal kain.

As-Saqati yang juga paman dari Imam Junaidi sekaligus gurunya, Imam Junaidi juga berguru ke Ma`ruf Al-Karkhi yang berfokus pada ranah keilmuan Filsafat, kita mengenal juga filosof  besar dari Yunani; yakni Socrates Plato dan Aristoteles, Socrates merupakan guru Plato, dan Plato merupakan guru Aristoteles. Hal yang serupa yang kita dapatkan dari keilmuwan tasawuf. Terdapat tiga sufi besar yang berasal dari Bghdad yakni Ma`ruf Al-Karkhi, Sari-As Saqati, dan Imam Junaidi Al-Bghdadi. Ma`ruf Al-Karkhi merupakan guru dari As-Saqati, dan As-Saqati merupakan guru dari Junaidi Al-Baghdadi. Ma`ruf Al-Karkhi merupakan guru dari As-Saqati, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya ucapan Sari As-Saqati yang mengatakan bahwa "Pengetahuanku saat ini adalah berkah dari pergaulanku dengan Ma`ruf Al-Karkhi". Pengaruh Ma`ruf Al-Karkhi dan Sari As-Saqati terhadap pemikiran tasawuf  Imam Junaidi cukup besar. Sehingga, ketiga tokoh ini memiliki kesamaan tentang sikap, watak, dan tujuan dalam perjalanan spiritual mereka.terutama dalam pandangannya tentang tauhid. Misalnya ketika Ma`ruf ditanya oleh seseorang temannya. Apa yang mendorongmu untuk beribadah kepada Allah? Kemudian Ma`rud terdiam. Sesorang tersebut lanjut bertanya, atau karena takut ke neraka-Nya dan mengharapkan Surga-Nya? Kemudian Ma`ruf menjawab apapun bentuknya semua itu berada pada genggaman Allah. Ketika kamu mencintai-Nya, maka dia akan membuat kamu melupakan semuanya kecuali diri-Nya. Dan jika kamu mengenal-Nya, maka Dia akan melindungimu dari segala sesuatu. Hal ini sama juga yang dipaparkan oleh Imam Junaidi, ketika seseorang sudah mengalami cinta yang hakiki kepada Allah. Ia akan mengalami transformasi diri, atau aktifnya sifat orang yang dicintai di dalam dirinya. Sebagaimana sabda Nabi dalam hadits qudsi " sehingga aku mencintainya. Jika aku mencintaimu, maka aku menjadi mata  yang ia gunakan untuk melihat, telinganya yang ia gunakan untuk mendengar dan tangannya yang ia gunakan untuk memegang"dari kedua pendapat in, dapat dikatakan bahwa Ma`ruf Al-Karkhi dan Imam Junaidi memiliki pendapat yang sama tentang Mahabbah yang artinya cinta kepada Allah. Hal ini juga membuktikan betapa besarnya pengaruh Ma`ruf Al-Karkhi terhadap pemikiran Imam Junaidi Al-Baghdadi.

Karya

Karya yang fenomenal  dari Junaidi Al-Baghdadi adalah Rasail Junaid, Beliau adalah sebagai seorang sufi, beliau tidak pernah menulis kitab di bidang tasawuf. Akan tetapi, Imam Junaidi menulis pengalaman spiritualnya dan pemikiran tasawufnyadalam bentuk risalah yang kemudian dibagikan kepada sahabat dan murid-muridnya seperti risalah Imam Al-Junaidi kepada sahabatnya yang bernama Yahya bin Mu`adz Ar-Razi. Hal yang menarik dari kitab ini adalah Imam Junaidi tidak mengonsepsikan tasawuf. Akan tetapi, Imam Junaidi menuangkan pengalaman spiritualnya. Terutama dalam membahas tiga teori pokok tasaawuf, yaitu mitsaq, fana dan tauhid

Pada tahun 1998 akhirnya Ali Hasan Abdul Qadir memiliki inisiatif untuk mengumpulkan risalah-risalah dan tulisan-tulisan karya Imam Junaidi yang kemudian ia terbitkan di Cairo dengan judul Rasail Junaidi atau yang artinya kumpulan risalah Imam Junaidi. Karena keluasan pengalaman spiritual dan kedalaman spiritual ilmunya, Imam Junaidi dijadikan sebagai sumber rujukan ilmu tasawuf oleh sufi-sufi besar sesudahnya seperti Abu Nashr, As-Sarraj, Ath-Thusi banyak menuliskan pemikiran Imam Junaidi dalam kitabnya Al-Luma` kitab karya Abu Nashr as-Sarraj, kemudian Imam Al-Hujwiri dalam kitabnya yang berjudul Kasuful Mahjub karya dari Al-Hujwiri. Kitab-kitab tersebut sudah diterjemahkan dan diterbitkan di berbagai penerbit di Indonesia.

Pemikiran-pemikiran

Adapun pemikiran Imam Junaidi yaitu ada 3, untuk memahami dan mengikuti ajaran tasawuf Imam Junaidi, kita harus mempelajari tiga teori pokok tasawuf Imam Junaidi yaitu Mitsaq (kitab perjanjian), Fana (peleburan) dan tauhid (penyatuan).

Yang pertama pemikiran Mitsaq, dalam bab ini, Imam Junaidi berpendapat sebelum terbentuknya raga atau jasad manusia, seorang hamba selalu mengalami kebersamaan dengan Tuhan. Jika seorang hamba sudah mampu kembali pada kebradaan primordialnya, maka syahadat bukan lagi penyaksian seorang hamba terhadap Allah, melainkan Allah sendiri yang menyaksikan ke Maha Esaan-Nya yang diperjalankan melalui diri hamba-Nya. Sebagaimana firman Allah ( Allah menyaksikan bahwasannya tiada Tuhan selain Allah, dan para Malaikat serta orang-orang yang di anugerahinya ilmu juga menyatakan hal yang sama, tidak ada Tuhan yang Maha Perkasa dan Maha bijaksana). dari suasana inilah yang selau diidamkan oleh para sufi, dimana Allah telah mengambil alih dirinya dan hanyut dalam suasana ilahiah. Inilah tahapan terakhir seorang hamba, yakni kembali pada kondisi awalnya, Muhammad Nursamad Kamba menyebutnya dengan kondisi Fitrah

Kondisi pra wujud ini mengalami kemunduran spiritual karena wujud sekunder manusia yang cenderung lebih mengutamakan hasrat-hasrat duniawi. Padahal, kehadiran mereka di dunia ini merupakan satu-satunya penyebab ketidakhadiran mereka di hadapan Allah. Begitu juga sebaliknya, ketidakhadiran mereka di dunia ini merupakan kehadiran mereka di hadapan Allah.

Dengan demikian menurut Imam Junaidi terdapat dua jenis keberadaan hamba: pertama wujud ilahiah yang bersifat abadi dan terjadi sebelum kita bertempat di dunia ini, kedua wujud yang ada di dalam dunia ciptaan ini, yanng bersifat sementara kondisi Mitsaq ini, bukan keadaan yang bisa dicapai oleh manusia tanpa adanya bantuan Tuhan. Akan tetapi, manusia bisa kembali pada kondisi tersebut, semata-mata karena annugerah Tuhan kepada manusia yang Dia pilih.

Pemikiran Imam Juaidi yang kedua yakni tentang Fana atau peleburan Secara etimologi fana`artinya rusak, binasa musnah, dan lenyap. Beranjak dari arti etimologi tersebut ada yang berpendapat bahwa fana secara terminologi berarti lenyapnya sifat-sifat tercela. Abu Nashr As-Sarraj At-Thusi mengatakan bahwa fana berarti manusia sirna terhadap keinginannya sendiri dan kekal dengan kehendak Tuhan. Al-Qusyairi juga mengatakanbahwa fana adalah hilangnya sifat tercela dan aktifnya sifat terpuji. Abu Yazid al-Busthami juga berpendapat fana adalah hilangnya sesuatu selain Allah dari dirinya. Sehingga seorang sufi hanya bertujuan untuk mencapai hakikat Allah. Hal ini akan mengakibatkan peleburan diri. Dengan demikian dapat dikatakan orang yang sudah mengalami kondisi kefanaan, maka akan sirna siat-sifat tercela dalam dirinya dan muncul sifat-sifat yang terpuji. Melihat kedua teori Imam Junaid Al-Baghdadi, baik Mitsaq (perjanjian) maupun Fana (peleburan), keduanya memiliki fokus yang tidak berbeda yakni tauhid.

 Mitsaq dan Fana menggunakan pendekatan yang berbeda dalam meraih tauhid, Mitsaq menjelaskan kembali kondisi primordial hamba, sedangkan Fana menjelaskan metode, pelatihan, dan langkah-langkah menuju kondisi primordial hamba tersebut. Dengan demikian, seorang muwahhid harus menghilangkan sifat kemanusiaan, yang merupakan wujud sekunder, sehingga dia bisa merasakan wujud ilahiyahnya dalam penyatuan dengan Tuhan, yang merupakan wujud primer, walaupun pada dasarnya kedua teori ini saling melengkapi dalam mencapai tauhid

Pemikiran Junaidi yang ketiga yakni Tauhid, Imam Junaid mengatakan, penjelasan yang paling masuk akal tentang tauhid adalah perkataan Abu Bakar, " segala puji bagi Allah yang telah menganugerahi makhluk-Nya ketidakmampuan untuk mempelajari segala sesuatu tentang-Nya, kecuali melalui ketidakberdayaan mereka untuk meraih pengetahuan tentang-Nya. Makna yang sama bisa kita dapat dari penjelasan Imam Junaid yang mengatakan: "Tauhid merupakan realitas yang di dalamnya seluruh jejak menghilang dan seluruh pertanda runtuh, sementara Allah tetap menjadi diri-Nya. Dari dua penjelasan tentang tauhid ini menunjukkan bahwa tauhid berada jauh di luar jangkauan akal manusia. Seseorang yang benar-benar mengalami tauhid ini akan memperoleh pengetahuan bahwa sifat-sifat dan perbuatan-Nya terserap ke dalam Esensi Allah, dan seseorang akan bisa mengalami tauhid semacam ini ketika dirinya sendiri telah terserap dalam Esensi Allah.

Pengaruh Pemikiran Imam Al-Junaidi terhadap Pemikiran Islam

Pemikiran Imam Junaid mengenai tauhid sebagai inti dari ajaran tasawuf memiliki peranan penting dalam dunia pemikiran Islam sesudahnya. Pemikiran ini kemudian mendorong ahli tasawuf dan fiqh tidak lagi bertentangan perihal tauhid. Hal ini dibuktikan dengan tidak ditemukannya penolakan akan ajaran al-Junaid. Buah pemikiran al-Junaid tersebut mempengaruhi pemikir-pemikir Islam setelahnya untuk tidak lagi memandang ajaran tasawuf sebagai ajaran yang menyimpang dari Islam. Pemikiran tauhid Imam Junaid memiliki peran penting dalam perkembangan pemikiran Islam.

Al-Junaid meghadirkan suatu pembahasan tauhid yang tidak lazim dari pembahasan tauhid yang biasa ditemui dalam pembahasan tauhid di dunia kontemporer. Pada pembahasan tauhid pada umumnya hanya membahas keesaan Tuhan secara rasional, tidak demikian dengan al-Junaid, ia membahas tauhid secara rasional namun juga, tidak mengabaikan sisi kejiwaan dalam menjalani pengalaman dan proses tauhid, serta ujian kehidupan yang menjadi arena pembuktian ketauhidan seseorang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun