Mohon tunggu...
ويجايا WNKS
ويجايا WNKS Mohon Tunggu... -

Luntang lantung

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Apa Fungsi Kartu Keanggotaan Toko Buku Gramedia?

24 September 2013   10:18 Diperbarui: 21 Juli 2017   08:30 13626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai pembaca buku yang lumayan rutin saya dan anak-anak memang suka mengunjungi Toko Buku Gramedia di salah satu areal perbelanjaan di Denpasar Bali. Rata-rata dalam dua minggu saya menghabiskan uang sebesar 500-600 ribu per sekali belanja terutama buku-buku hard cover dan jumlah ini bisa meningkat saat anak-anak juga memilih komik beberapa jilid sekaligus.

Seperti layaknya toko buku dimanapun, Toko buku Gramedia juga menawarkan membership atau kartu keanggotaan dimana dapat dimiliki secara percuma jika berbelanja minimal 500 Ribu rupiah dalam satu struk belanja atau dengan membayar 50 Ribu Rupiah untuk memiliki kartu keanggotaan yang ditawarkan tersebut.

Sayangnya karyawan di bagian informasi tidak memberikan keterangan yang berarti selain hanya memberitahukan ke saya saat bertanya mengenai kegunaan kartu keanggotaan tersebut ,mengingat saya juga mempunyai beberapa kartu keanggotaan di Periplus Bali dan Asia Book Bangkok. Petugas informasi Toko buku Gramedia hanya memberitahukan bahwa akan ada promo diskon serta sejumlah poin yang dikumpulkan untuk ditukarkan dengan nilai buku tertentu.

Tentu saja sampai disitu saya tertarik. Kebetulan sebagai kostumer saya melihat ada "keuntungan" ketika menjadi anggota suatu merchat, seperti juga toko lainnya seain toko buku. Tengok saja Ace Hardware, Index Furniture bahkan Depo Bangunan yang rajin memebrikan diskon 5% minimum sekali belanja Belum lagi jika memakai kartu kredit tertentu saat bulan promo di Ace beberapa potongan harga mencapai 20% dari nominal belanja untuk satu struk.

Setekah saya mengambil kartu yang sudah selesai dibuat, sayapun berbelanja kembali karena anak saya yang akan bertolak ke Jerman minggu ini berniat membawa beberapa buku berbahasa Indonesia untuk dia baca disela-sela waktu senggangya. kebetulan saya juga hendak melengkapi beberapa buku hard cover untuk design yang memang saya kumpulkan. Setelah petugas kasir memasukkan harga barang belanjaan ke mesin register, sayapun mengeluarkan kartu keanggotaan yang saya lupa namanya tetapi terdengar seperti suara toilet (Pluss/Fluzz/plush atau apalah..warnanya biru) dan serta merta si petugas kasir bertanya apakah di kartu keanggotaan tersebut ada uangnya? Saya bingung karena saya sendiri menganggap itu adalah kartu keanggotaan biasa semacam loyalty card yang dikeluarkan merchant ataupun penyedia jasa layanan manapun.

Saya bertanya balik ke petugas, saya hendak membayar dnegan kartu kredit bukan dengan kartu tersebut, yang kemudian menurut si petugas kasir saya harus mengisi sejumlah uang di kartu tersebut untuk dapat dipakai dan memetik keuntungna dari situ.

Wow, sayapun merasa kaget karena baru kali ini saya diminta untuk memasukkan sejumlah uang (semacam kartu debit) untuk memakai kartu keanggotaan dari suatu merchant, dan secara reflek sayapu kemudian membatalkan keanggotaan tersebut dengan meneuk dan membuangnya ke tempat sampah di areal kasir. Saya sendiri tetap membayar barang belanjaan karena memang perlu walau jumlahnya hanya sekitar 700-an ribu rupiah.

Inti dari tulisan ini adalah, kebingungan saya sebagai pelanggan suatu merchant yang mesti memasukkan sejumlah uang ke kartu keanggotaan untuk berbelanja yang saya masih belum mengerti caranya karena kebetulan saya tidak mempunyai rekening di Indonesia. (contoh; Asia Book Bangkok, berlaku untuk siapa saja tanpa perlu melakukan kredit ke kartu keanggotaan untuk bisa digunakan sebagi pengumpul poin ataupun penawaran tertentu jika ada promo semacam buku baru)

Kekurang lengkapan petugas di bagian informasi Toko Buku Gramedia tentu saja sangat disayangkan, karena dengan ataupun tanpa kartu anggota sayapun pasti akan mencari buku disana terutama buku tertentu dalam bahasa Indonesia ataupun buku edisi berbahasa Inggris yang tidak ada di Periplus Bali sayangnya petugas sendiri juga tidak mengetahui secara pasti apa yang mesti disampaikan ke pelanggan/calon pengguna kartu selain hanya untuk mendapatkan suatu reward berbentuk poin.

Kerjasama kartu tersebut dengan suatu bank (saya beranggapan demikian karena adanya logo suatu bank di cetakan kartu tersebut) tentu saja membuat Gramedia tidak indpenden dalam melayani pelanggan mereka karena menurut saya,  saya berpikir bahwa saya mesti membuat rekening di Bank tersebut agar bisa memanfaatkan keuntungan dari karu keanggotaan tersebut.

Sudah sepantasnya Toko Buku Gramedia mengeluarkan suatu kartu keanggotaan untuk pelanggan tanpa embel-embel memasukkan sejumlah kredit ke kartu tersebut dan membebaskan pelanggan melakukan pembayaran dengan cara apapun entah itu tunai maupun kartu kredit tetapi amsih bisa menikmati benefit dari suatu keanggotaan

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun